REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Bulan Bintang (PBB) meyakini pergiliran kekuasaan atau kemenangan Pemilihan Umum yang menempatkan partai Islam sebagai pemenang suara rakyat, lambat laun akan terjadi.
Ketua Umum DPP PBB MS Kaban saat kampanye di Jakarta, Sabtu, meneriakkan pernyataan politik untuk mengobarkan semangat kader dan simpatisannya agar mengakhiri masa paceklik partai Islam yang nihil kemenangan dalam 10 kali Pemilu di Indonesia.
"Selama 68 tahun Indonesia merdeka, 10 kali dilakukan Pemilu, partai Islam belum pernah menang, tapi yakinlah pergiliran kekuasaan politik itu akan terjadi," ujar dia.
Partai yang berembrio dari Partai Masyumi itu meminta para kader dan simpatisan kompak dan kerja keras agar partai berbasis massa dan ideologi Islam dapat memenangkan Pemilu.
Kader dan simpatisan, kata Kaban, harus mengawasi tahapan-tahapan Pemilu, jangan sampai ada kecurangan yang kata dia, selalu merugikan partai Islam dalam setiap pelaksanaan Pemilu.
"Saya berharap kepada semuanya seluruh pendukung PBB harus tongkrongin TPS. Satu suara hilang, bisa-bisa bandit jadi pemimpin, koruptor dan perampok jadi pemimpin," ujar dia.
Dia juga meminta kader dan simpatisan, untuk tidak terjebak dalam pragmatisme politik, di antaranya, politik uang dalam berbagai bentuk yang dapat menciderai ideologi Islam.
"Saya ingatkan jangan jual kepala rakyat ini dengan uang sekedar Rp 20 ribu. Berpolitik itu memuliakan manusia, membangun bangsa, membangun peradaban. Kita harus membawa karakter islam. Islam yang penuh dengan kejujuran," ujar mantan Menteri Kehutanan itu.
Kaban mengingatkan Pemilu 2014 tidak boleh lebih buruk dibanding Pemilu 2009, yang menurut dia, banyak terjadi politik uang, sehingga yang terpilih di parlemen bukanlah pilihan dari hati nurani rakyat.
"Pemilu 2009 itu Pemilu paling buruk, makanya anggota DPR itu banyak yang jadi-jadian, produk undang-undangnya juga jadi-jadian," ujar dia.
Mengenai koalisi, Kaban mengatakan, PBB membuka peluang koalisi sebesar-besarnya. "PBB bisa bekerja sama dengan siapa pun, kecuali dengan PKI," ujar Kaban.
PBB, partai peraih sekitar 1,8 juta yang setara dengan 1,7 persen suara pada Pileg 2009, menuntaskan masa kampanye resmi dengan mengadakan kampanye akbar yang dihadiri ratusan kader dan simpatisan, namun tanpa kehadiran bakal Calon Presidennya Yusril Ihza Mahendra.