Pendukung Joko Widodo (Jokowi) melakukan aksi spontan mendukung pencalonan Gubernur Jakarta itu sebagai presiden.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi)ke Provinsi Papua dan Papua Barat dinilai telah memberikan harapan baru bagi masa depan wilayah paling timur Indonesia itu.
"Sosok Jokowi yang terbuka, jika terpilih menjadi Presiden, akan memberi harapan baru bagi terlaksananya seri dialog yang inklusif tentang masa depan Papua," ujar Direktur Papua Research Centre Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) Bambang Shergy Laksmono melalui pesan singkatnya kepada Republika, Sabtu (5/4).
Proses ini, tutur Bambang, bisa dilakukan melalui pembicaraan dari hati ke hati di satu meja, dengan perwakilan tokoh-tokoh masyarakat Papua. Kunjungan Jokowi ke Papua juga memberi sinyal adanya perhatian yang lebih dibanding capres lain.
Kunjungan ini dapat pula diartikan sebagai sikap keterbukaannya untuk menerima berbagai masukan mengenai masalah Papua yang cukup kompleks. "Pertemuan Presiden dengan tokoh-tokoh agama, masyarakat dan adat Papua kelak harus dilaksanakan di awal kepemimpinannya serta diadakan di Tanah Papua, bukan di Jakarta," kata Bambang.
Terpisah, peneliti politik The Habibie Centre (THC) Bawono mengatakan, PDIP hendak memaksimalkan perolehan suara dalam pemilihan umum (pemilu) legislatif di Papua.
"Dengan menghadirkan Jokowi di tanah Papua, PDIP tampaknya hendak memaksimalkan perolehan suara di Papua, yang selama ini telah menjadi basis politik PDIP," papar Bawono saat dihubungi Republika.
Sedangkan pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti, mengapresiasi kedatangan Jokowi ke Tanah Papua.
"Itu bagus, karena masih ada capres yang mau menengok wilayah paling timur di Indonesia. Nanti pasti diikuti oleh capres lain saat kampanye pilpres," kata Ikrar.