Home >> >>
NU Gelar Istigosah dengan Para Pimpinan Parpol
Senin , 07 Apr 2014, 14:47 WIB
NU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatun Ulama (PBNU) menggelar doa bersama (Istighatsah) dengan pimpinan partai politik. PBNU berharap Istighatsah bisa membawa Indonesia lebih baik pascapemilu legislatif 2014.

"Ini acara silaturahim masyarakat dan pimpinan parpol. Kita berdoa semoga pemilu aman tertib, berkah," kata Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj kepada wartawan di Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqafah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (7/4).

Said menolak Istighatsah dianggap sebagai bentuk keterlibatan institusi NU dalam politik praktis. Menurutnya NU secara institusi tetap netral. "NU tidak berpolitik tapi kalau warganya berpolitik silahkan," ujar Said.

Peran ormas seperti NU penting sebagai penyeimbang diantara konflik politik antarpartai. Said mencontohkan kondisi politik di Timur Tengah sudah kacau balau karena tidak ada kekuatan ormas yang menjadi penengah di antara konflik politik.

"Timur Tengah sudah kacau belau. Mesir yang sudah dewasa amburadul juga. Karena Islam dan nasionalisme tidak bertemu. Tidak ada ormas yang menjadi penengah, civil society," katanya.

Said melihat pemilu di Indonesia sudah semakin baik. Dia berharap pemilu semakin membawa berkah dan kemajuan bagi Indonesia. "Kita harapkan pemilu semakin membawa berkah bagi Indonesia. Memandirikan ekonomi dan budaya," ujarnya.

Istighatsah dimulai sekitar pukul 14:15 WIB dipimpin langsung oleh Said Aqil Siroj. Tampak hadir sejumlah elite dan pimpinan partai politik di antaranya: Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar; Ketua Umum Gerindra, Suhardi; Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, Akbar Tandjung; Ketua DPP Golkar, Rully Chairul Azwar; Ketua BPK, Ali Masykur Moesa; Wakil Ketua Umum PPP, Emron Pangkapi.

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar