REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Gun Gun Heryanto mengatakan partai politik berbasis massa Islam telah melakukan reformulasi menghadapi Pemilu 2014 sehingga tidak menimbulkan konflik diinternalnya.
"Ada proses reformulasi yang baik dari parpol Islam seperti PKB dan PPP sehingga beberapa dinamika positif muncul seperti konflik internal yang tidak eksplosif," kata Gun Gun dalam diskusi publik bertajuk "Capres/Cawapres Pilihan Santri" di Jakarta, Senin (7/4).
Gun Gun mengatakan kondisi parpol Islam saat ini tidak seperti dalam Pemilu 2009 yang banyak konflik internal seperti PKB dengan Nahdatul Ulama sebagai basis massa.
Konflik itu menurut dia menyebabkan PKB sulit untuk masuk ke dalam basis massanya. "Namun saat ini PKB memiliki basis logistik (lebih banyak) sehingga iklannya semakin berwarna selain itu memiliki figur yang akseptabilitasnya baik," ujarnya.
Namun dia menilai partai berbasis massa Islam masih berada di papan tengah sehingga harus melakukan koalisi strategis.
Menurut dia, parpol Islam itu harus menghilangkan ego masing-masing dengan mengusung icon tertentu yang memiliki tingkat elektabilitas dan akseptabilitas masyarakat. "Koalisi strategis itu bisa menginisiasi menjadi kekuatan baru yang menjadi daya tawar kuat," katanya.
Dia menilai Pemilu 2014 merupakan peluang bagi partai Islam untuk menarik kembali suaranya yang sempat pindah ke partai lain seperti Demokrat. Gun Gun menilai Demokrat saat ini mengalami turbulensi politik sehingga diperkirakan 10 persen suaranya hilang dan akan diperebutkan partai lain.
"Parpol besar seperti Demokrat mengalami turbulensi sehingga 10 persen suara diperebutkan partai lain yaitu partai yang belum ada dosa sejarah," katanya.
Gun Gun menilai partai berbasis massa Islam yang suaranya beralih ke partai lain di Pemilu 2009 harus melakukan "political treatment" untuk mengembalikan suara tersebut secara maksimal.
Selain itu menurut dia, kerja politik untuk menginisiasi basis massa non-loyalis harus cukup dilakukan karena tidak bisa mengandalkan suara dari loyalis partai saja.