Petugas KPPS melihat kertas suara pada simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS, Jakarta, Jumat (14/2). (Republika/Tahta Aidilla)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menyiapkan tim teknologi informasi dan monitoring untuk melakukan penghitungan suara, sekaligus mengantisipasi kemungkinan ada kecurangan.
"Tim TI tugasnya memasukkan data suara dari seluruh TPS di Indonesia. Sedangkan, Tim Monitoring tugasnya memonitor pergerakan suara PDI Perjuangan dan suara partai-partai lain," kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (7/4).
Menurut Tjahjo, Tim TI memasukkan data laporan dari para saksi yang tersebar di TPS-TPS di seluruh Indonesia malaui data di formulir C1 serta foto formulir C1.
Selain memasukkan data suara, kata dia, Tim TI juga juga mengenteri jumlah surat suara, surat suara terpakai, dan surat suara tidak terpakai. Tim juga memasukkan data jumlah pemilih, jumlah pemilih yang menggunakan hak suara, dan yng tidak menggunakan hak suara.
"Dengan data-data tersaebut dan dukungan sistem, Tim TI juga mampu mendeteksi kemungkian kecurangan yang dilakukan di TPS," katanya.
Tjahjo menambahkan, Tim TI ada sebanyak 150 orang dan Tim Monitoring ada sebanyak 70 orang yang bekerja dalam tiga jadwal selama waktu penghitungan suara.
Menurut dia, dibangunnya Tim TI dan Tim Monitoring, untuk mengetahui perkembangan penghitungan data sekaligus menjadi pelengkap dari penghitungan suara yang dilakukan KPU Bawasalu.
"Tim TI dan Monitoring ini standarnya sama saja dengan yang dimiliki oleh KPU, Bawaslu, Lemsaneg, dan BIN," katanya.
Menurut Tjahjo, Tim TI dan Monitoring ini sudah disiapkan sejak tiga bulan lalu dan merekrut tenaga entry data dari mahasiswa dan relawan. Ia menegaskan, PDIP membuat Tim TI dan Monitoring, karena tidak ingin dicurangi oleh pihak-pihak tertentu.