Salah satu partai politik melakukan kampanye dan sosialisasi di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (28/3).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye yang dilakukan partai politik (parpol) kemarin ketinggalan zaman. Ini yang menyebabkan antusiasme masyarakat terhadap kampanye berkurang.
Hal itu diungkap Pakar politik, Prof. Dr. Hamdi Muluk. "Partai-partai telat mengantisipasi zaman, sekarang orang bosan dengan kampanye yang tidak ada subtabnsinya. Kampanye sekarang masih pakai cara dulau kan. Kerahkan masa, masuk lapangan, yang kampanye pakai retorika kosong dilanjut joget-joget," kata dia kepada ROL, Senin (6/4).
Hamdi menilai cara tersebut sekarang sudah tidak efektif. Mengapa tidak efektif? Karena yang datang, lanjutnya, kebanyakan adalah simpatisan. Bisa saja simpatisan ini datang pada acara kampanye yang dilakukan oleh partai yang berbeda.
"Ke depan gelar kampanye yang cerdas lah, e-campaign lebih efektif. Kalau saya memilih partai saya harus meyakinkan kandidat partai orang seperti apa, orang capable, atau memiliki track record yang bagus. Sekarang partai masih pakai cara lama, saya tidak yakin dengan itu karena yang datang itu simpatisan," kata dia.
Menurut Hamdi, kampanye harus dilakukan bisa dilakukan dngan cara yang lebih cerdas. Semisal dengan cara yang lebih personal dengan menemui calon pemilih secara langsung dari pintu ke pintu. "Saya senang lihat tren sekarang, arak-arakan makin sepi, masyarakat makin sepi datang kampanye cuma partai aja yang kurang cerdas," ucapnya.