Home >> >>
Survei: Partai Oposisi Dipercaya Publik
Selasa , 08 Apr 2014, 05:21 WIB
Republika/Adhi Wicaksono
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Jakarta, Ahad (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Populi Center mencatat, peluang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memuncaki perolehan suara di Pemilu Legislatif (Pileg) pada 9 April mendatang, terbuka lebar. Itu lantaran publik mendukung partai oposisi di tengah menurunnya kepercayaan terhadap parpol.

Ketua Populi Center Nico Harjanto mengatakan, salah satu alasan PDIP berhasil meraih elektabilitas tinggi karena selama 10 tahun menempatkan diri sebagai oposisi. Hasil 63 responden menyatakan keberadaan oposisi dibutuhkan.

"Partai politik paling kritis terhadap pemerintahan SBY adalah PDIP. PDIP mendapat limpahan dukungan. Bagi masyarakat oposisi konsisten itu dianggap penting," kata Nico di Jakarta, Senin (7/4).

Survei Populi Center ini menggunakan metodologi wawancara tatap muka. Responden tersebar di 33 provinsi di Tanah Air. Survei digelar mulai 20 Maret sampai 28 Maret 2014. Jumlah responden yang dilibatkan sebanyak 1.492 responden dengan margin of error 2,53 persen.

Nico mengatakan, hasil survei memperlihatkan PDIP meraih dukungan tertinggi dipilih responden, yakni sebesar 19,4 persen. Selanjutnya, disusul Partai Golkar 16,3 persen, Gerindra 11,9 persen, Demokrat 7,1 persen, PKB 5,6 persen, PPP 5,5 persen, PAN 5,3 persen, PKS 4,4 persen, Hanura 4,1 persen, NasDem 3,4 persen, PKPI serta PBB 1 persen.

Dari semua partai, Nico menyoroti PKS. Menurut dia, partai pimpinan Anis Matta itu kurang dipercaya masyarakat Indonesia. "Yang tidak bisa dipercaya kerjanya apa yang paling tinggi adalah PKS, lalu disusul Demokrat," ujar Nico.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Erik Purnama Putra
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar