Home >> >>
Dilarang Bawa HP ke Bilik Suara
Selasa , 08 Apr 2014, 11:25 WIB
Seorang WNI yang menetap di Malaysia mencoblos di bilik suara dalam Pemilihan Legislatif yang dilaksanakan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Malaysia, Ahad (6/4). (Antara/Rafiuddin Abdul Rahman)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bangka Belitung (Babel), melarang pemilih membawa ponsel atau telepon gengam saat mencoblos surat suara pada Rabu (9/4) untuk mencegah praktik politik uang.

"Masyarakat yang ditetapkan sebagai pemilih tetap dilarang membawa telepon gengam ke bilik suara," kata Kepala Divisi Pengawasan Bawaslu Babel Sugesti di Pangkalpinang, Selasa (8/4). Untuk itu, kata dia, diimbau juga agar KPPS secara tegas melarang peserta pemilu membawa telepon genggam (HP) ke area pencoblosan.

"Pemilih diharapkan menitipkan telepon genggm kepada petugas KPPS, sehingga praktik politik uang ini bisa dihindarkan," ujarnya.

Menurut dia, salah satu modus politik uang yaitu dengan menggunakan telepon gengam, caranya pemilih tinggal memotret hasil coblosannya. "Hasil potretannya itu nantinya digunakan sebagai barang bukti untuk menukarkan sejumlah uang kepada tim sukses calon anggota legislatif (caleg) atau partai politik tertentu," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, diimbau petugas KPPS untuk menyedia tempat penitipan barang pemilih, agar barang titipan pemilih tersebut aman. "Silakan saja pemilih membawa telepon gengam ke TPS tetapi tidak boleh dibawa ke bilik suara saat mencoblos salah satu caleg," ujarnya.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar