REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen international conference of islamic scholars (ICIS), KH Hasyim Muzadi, mengimbau masyarakat memilih partai politik sesuai selera. Masing - masing orang memiliki pilihan sendiri sesuai selera politiknya.
KH Hasyim menjelaskan, ada dua hal yang harus dilakukan masyarakat. Pertama memilih partai sesuai seleranya. Orang nasionalis memilih partai nasionalis. Orang Islam memilih parpol Islam. Yang non muslim mengusung wakil rakyat yang non muslim. "Itu silahkan saja," kata Hasyim yang mantan ketua umum PBNU itu, Selasa (8/4).
Kedua, tambah Hasyim, rakyat harus mensinergikan nasionalis dan relijius. Sikap nasionalis sangat diperlukan untuk membangun bangsa ini. Sikap tersebut sangat penting untuk menjadikan bangsa ini semakin berkembang lebih baik.
Kemudian, keagamaan atau relijiusitas harus bersinergi dengan nasionalisme. Ini penting untuk menjaga pendirian, etika, dan moral kebangsaan. Keluhuran agama sangat penting untuk menjadi ruh kebangsaan. Keduanya harus bersinergi untuk mengedepankan kepentingan bersama.
Kedua sikap itu harus bersinergi dalam prilaku. Jangan hanya secara lisan. Jangan hanya mendalil. "Buktikan dan laksanakan dalil itu dalam kebijakan," jelasnya. Kalau sudah seperti itu, tidak akan ada produk legislasi yang dijudicial-review di MK, dengan alasan pro asing.
Bayangkan, yang menyusun undang - undang itu kan fraksi nasionalis dan fraksi relijius. "Tidak ada fraksi asing. Tapi kok bisa UU yang dijudicial-review dinilai pro asing. Ini kan masalah," imbuhnya.