Jumpa pers Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait potensi kerawanan pemilu di kantor Bawaslu, Jakarta, Ahad (26/1). (Republika/ Tahta Aidilla)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budayawan Romo Benny Susetyo menilai proses akhir penyelenggaraan pemilu masih banyak kekurangan. Baik itu kekurangan logistik maupun sulitnya mengakses informasi mengenai calon legislatif periode 2014-2019 di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurut Benny kekurangan masalah teknis itu, akan membuat kegalan pemilu sebelumnya terulang di pemilu 2014. Untuk itu Benny menyarankan masyarakat sipil aktif untuk mengawasi jalannya pemungutan suara.
"Caranya setiap masyarakat memoto pormulir C1. Ini sebagai kontrol pemilu kita agar tidak dicurangi," katanya saat menjadi pembicara pada diskusi dengan teman "Pesan untuk Pemilu Jujur tanpa manipulasi dan kekerasan" di Rumah Makan Dapur Selera Jalan Supomo, Jakarta Selatan, Selasa (8/4).
Benny menyarankan, setelah masyarakat mengawasi pemilu dengan cara memotret pomulir C1 di setiap TPS maka segera menyebarknya ke media sosial jika ada TPS yang melakukan kecurangan.
"Agar suara kita tidak disalgunakan," katanya.
Berbicara mengenai minimnya akses untuk mengetahui calon legislatif yang tersedia di website KPU, Benny meminta masyarakat tidak bosan untuk terus mencari informasi mengenai caleg di internet sebelum menentukan pilihan.
"Mumpung masih ada waktu, meski tidak lengkap google bisa membantu mencari informasi mengenai caleg," sarannya.