REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) melakukan serangkaian upaya antisipasi serangan fajar yang terjadi beberapa jam sebelum pemilu legislatif yang digelar Rabu (9/4) besok.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kota Surabaya, Wahyu Hariadi mengatakan, saat pemungutan suara besok sangat mungkin terjadi serangan fajar. ‘’Rabu (9/4) mungkin terjadi serangan fajar karena banyak potensi kecurangan yang menjurus kearah permainan uang,’’ katanya saat ditemui wartawan disaat meninjau Tempat Pemungutan Suara (TPS) 7 Kecamatan Sukolilo, Surabaya, Selasa (8/4).
Untuk mengantisipasinya, pihaknya mengaku telah mengingatkan seluruh masyarakat Surabaya. Imbauan itu disampaikan pihaknya pada Selasa (8/4) siang pukul 11.00 WIB. Pihaknya meminta kepada masyarakat supaya menolak kalau ada yang memberikan sembilan bahan pokok (sembako) hingga pemberian uang dari calon legislatif (caleg) maupun partai politik (parpol) tertentu. Apalagi ujung-ujungnya untuk mengajak pemilih memilih salah satu caleg maupun partai politik tertentu.
Antisipasi kedua yaitu masih banyak formulir untuk pemberitahuan untuk memberikan suara kepada pemilih (C6) yang belum diterima calon pemilih. "Potensinya kalau formulir C6 tidak sampai ke pemilih maka formulir itu bisa digunakan orang lain untuk tujuan yang kurang baik dan bisa mencelakakan proses penghtungan suara," ujarnya.
Pihaknya telah mengkonfirmasi kekurangan C6 kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Selain itu, upaya lain Panwaslu Surabaya untuk mengantisipasi pelanggaran ketika pemilihan legislatif yaitu telah merekrut 4.000 relawan. Relawan itu berasal dari kalangan mahasiswa dan nantinya akan membantu Panwaslu Surabaya untuk mendokumentasikan pelanggaran-pelanggaran.
‘’Yang juga tidak kalah rawan saat pemilu adalah calon pemilih yang memilih menjadi golongan putih (golput). Banyak orang-orang yang apatis, tidak peduli dengan proses pelaksanaan pemilu,’’ katanya.