Ketua KPU, Husni Kamil Manik (kiri) bersama anggota KPU Arief Budiman (kanan) memberikan keterangan daerah penerima logistik saat peluncuran Silog di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (24/12).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum bisa memastikan apakah pelaksanaan pemungutan suara di 35 distrik di Kabupaten Yahokimo, Papua, bisa dilaksanakan Rabu (9/4) besok. Pasalnya hingga saat ini, logistik pemilu untuk daerah tersebut masih tertahan di ibu kota kabupaten, Sumohai.
"Di Kabupaten Yahokimo, Papua, karena pesawatnya tidak mampu mencapai tujuan. Jadi pertama pesawat berangkat lalu balik lagi karena kendala cuaca, kemudian berangkat lagi," kata Komisioner KPU Sigit Pamungkas, di kantor KPU, Jakarta, Selasa (8/4).
Namun, setelah dicoba dua kali, empat pesawat yang terdiri dari dua pesawat sipil dan dua pesawat milik TNI itu tidak mampu terbang dalam kondisi cuaca ekstrim. Helikopter jenis Puma milik TNI tidak bisa menembus ketinggian di daerah pegunungan di mana 35 distrik tersebut berada.
Komisioner Arief Budiman menambahkan, terdapat 56 distrik di Kabupaten Yahokimo. Logistik yang belum bisa dikirimkan ke 35 distrik. Setelah hari ini dicoba kembali terbang, pesawat tetap tidak bisa terbang membawa logistik pemilu tersebut.
"Sampai malam tetap tidak bisa. Penerbangan malam hari tidak memungkinkan," jelasnya.
Karena itu, KPU bersama gubernur Papua pangdam dan kapolda telah menggelar rapat gabungan. Logistik akan dikirimkan secepatnya setelah cuaca memungkinkan untuk terbangnya pesawat.
"Kami lihat sampai besok pagi, kalau besok bisa dikirim besok langsung kami laksanakan pemilu. Dengan catatan waktunya ditambah karena terlambat," ungkapnya.
Namun, Arief melanjutkan, jika logistik baru bisa sampai di distrik setelah jadwal pemungutan suara dilakukan. Atau melewati pukul 13.00 waktu setempat, maka akan dilakukan pemilu susulan.
"Kalau memang tidak memungkinkan dilakukan besok, maka dilakukan pemilu susulan. Karena ini alasannya force majeur," kata dia.