Home >> >>
Santri Pesantren Gunakan Kunyit Pengganti Tinta Pemilu
Selasa , 08 Apr 2014, 22:23 WIB
Blogspot.com
Kunyit (curcuma domestica val).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sehari menjelang pencoblosan, para santri di Pondok Pesantren Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, disibukkan dengan aktifitas membuat tinta dari kunyit, Selasa (8/4). Tinta kunyit itu akan mereka gunakan sebagai pengganti tinta pemilu yang menjadi tanda usai mencoblos.

Berdasarkan pantauan, pembuatan tinta kunyit itu diawali dengan mencuci beberapa kilogram kunyit hingga bersih. Selanjutnya, kunyit diparut ataupun ditumbuk hingga halus, dan dimasukkan dalam ember kecil. Tanpa diberi air, kunyit selanjutnya ditaruh ke dalam gelas-gelas kecil untuk disebarkan ke tiga tempat pemungutan suara (TPS) yang ada di sekitar pondok pesantren. 

Adapun ketiga TPS itu, yakni TPS 31 di Kampung Bendakerep, TPS 32 di Kampung Balongsalak, dan TPS 33 Kampung Lebakngok. Di tiga kampung tersebut, cairan kunyit sejak lama telah digunakan sebagai pengganti tinta biru pada setiap pemilu, baik pemilu kepala daerah hingga pemilu presiden.

Pengasuh Ponpes Bendakerep, Mohamad Miftah, mengungkapkan, penggunaan kunyit sebagai pengganti tinta pemilu telah menjadi tradisi bagi warga di tiga kampung itu setiap pemilu.

 ‘’Mulai (tradisi tinta kunyit) sejak pemilu pascareformasi,’’ terang Miftah. 

Miftah menjelaskan, di kalangan santri, masih muncul keraguan akan penggunaan tinta pemilu yang dinilai berpotensi menutupi pori-pori kulit. Jika itu sampai terjadi, berarti telah menghalangi resapan air wudhu.

 ‘’Saya tidak menganggap penggunaan tinta itu haram, cuma dengan menggunakan kunyit lebih mantap alamiah,’’ tegas Miftah.

Miftah pun menjamin warna kuning pada kunyit memiliki daya tahan yang setara dengan tinta pemilu dari KPU. Dia menyebutkan, warna kunyit yang menempel di tangan bisa bertahan sekitar tiga hari.

Lebih lanjut Miftah berharap, penggunaan kunyit sebagai tanda telah mencoblos dapat digunakan secara massal dalam setiap pemilu di Indonesia. Selain memiliki manfaat yang sama dengan tinta pemilu, penggunaan kunyit juga bisa menguntungkan petani lokal.

 ‘’Dengan modal yang cukup murah, tinta kunyit bisa dibuat dengan mengandalkan kekayaan alam tanah air,’’ tandas Miftah.

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : Lilis Handayani
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar