PDIP Bersaing dengan Golkar
Rabu , 09 Apr 2014, 13:34 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bersama isteri Tatie Bakrie menggunakan hak pilih di TPS 32, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi Golkar menjadi partai pemenang pemilu menghadapi ganjalan. Kasus video Aburizal Bakrie (ARB) berjalan - jalan ke Maldev bersama sejumlah artis dinilai sebagai penyebab berkurangnya suara Golkar. Apakah benar seperti itu?
Direktur lembaga pemenangan pemilu Jarinusa, Deni Lesmana, menyatakan Golkar bisa saja kalah suara. "Tapi belum tentu kalah kursi," jelasnya, di Jakarta, Rabu (9/4). Masing - masing memiliki basis perolehan suara sendiri-sendiri. Jika dihitung-hitung, kekuatan dua parpol ini nyaris sama karena sama-sama memiliki akar rumput yang kuat.
Golkar memiliki infrastruktur dan basis yang sudah dibina dan diberdayakan sejak era orde baru dulu. Hal sama juga dimiliki PDIP. Partai berlambang moncong putih ini memiliki kader - kader penguasa daerah yang cukup representatif. Potensi keduanya untuk mendulang suara dalam jumlah besar sangat dimungkinkan.
Merujuk pada hasil survei yang ada, selisih Golkar dengan PDIP hanya sedikit malah berada dalam margin error. Patut diduga raihan jumlah kursi antara kedua partai ini bisa berimbang. Golkar menguasai perolehan suara di luar jawa. Sedangkan PDIP memiliki basis mengakar di Jawa. Harga kursi di luar Jawa lebih murah ketimbang kursi di pulau jawa yang sebagian besarnya dikuasai PDIP.
Wasekjen DPP Golkar, TB Ace Hasan Syadzily, menyatakan Golkar berupaya maksimal untuk menjadi partai pemenang pemilu. Komitmen internal Golkar adalah meraih perolehan suara maksimal dalam pileg. "Kami pasti bisa," jelasnya.
Redaktur |
: |
Joko Sadewo |
Reporter |
: |
Erdy Nasrul |