Home >> >>
Ical tak Suka 'Omongin' Koalisi Capres
Rabu , 09 Apr 2014, 19:42 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bersama isteri Tatie Bakrie menggunakan hak pilih di TPS 32, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden partai Golkar Abu Rizal Bakrie atau Ical, mengaku tidak suka bicara soal koalisi mengusung pasangan capres dan cawapres. Kata dia, Golkar tak tertarik bicara 'pertemanan' antar partai politik di luar penguasaan pada kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

"Kaolisi itu kan cuma hanya penting untuk di parlemen," kata Ical, kepada wartawan di Gedung DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (9/4). Kata dia, sebagai bentuk konsistensi dari sistem presidensial, maka koalisi parpol untuk pasangan capres dan cawapres itu, tidaklah penting.

Meski begitu, kata dia, jika ada langkah parpol untuk lakukan koalisi untuk mengajukan pasangan capres dan cawapresnya, hal tersebut adalah keputusan parpol lain. Tetapi, tegas Ical, Golkar tetap tidak menginginkan hal tersebut. Sebab, menurut dia, keputusan Golkar sudah bulat mencalonkan dirinya untuk maju sebagai capres.

"Hasil rapimnas (rapat pimpinan nasional) Golkar, (2012) kan sudah memutuskan, ARB (Ical) adalah capres dari partai Golkar," kata dia. Ical mengatakan, pencalonan dirinya, hanya bisa dianulir lewat rapimnas kembali. 

Ical menambahkan, hasil hitung cepat beberapa lembaga survei dalam pileg 2014, memang belum menempatkan si Pohon Beringin dalam posisi aman uuntuk menjagokan Ical sebagai capres Golkar tanpa koalisi. Akan tetapi, dikatakan dia, Golkar akan tetap menghendaki agar bisa berkoalisi di parlemen di pemerintahan 2014.

"Siapa pun presidennya nanti, tetap mengharuskan adanya dukungan parlemen yang kuat. Dan itu, tidak bisa cuma dapat dukungan dari satu parpol saja," ujar Ical.

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : bambang noroyono
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar