Pengendara melintas di depan atribut sosialisasi ajakan untuk tidak Golput yang dipasang di jalan raya kawasan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (7/4).
REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ratusan pasien rawat inap di RSUD Indramayu terpaksa tidak dapat menyalurkan hak suaranya dalam pemilu legislatif, Rabu (9/4). Pasalnya, tidak ada panitia pemungutan suara (PPS) keliling yang mendatangi mereka di rumah sakit.
''Saya sangat kecewa, tidak bisa menyalurkan suara dalam pemilu ini,'' ujar salah seorang pasien asal Desa Tugu, Kecamatan Sliyeg, Tardin (45).
Tardin mengaku, sebelum masuk ke rumah sakit, sengaja membawa surat undangan untuk mencoblos. Namun ternyata, surat yang dibawa dari rumahnya itu tidak bisa digunakan karena tidak ada petugas TPS keliling yang datang ke rumah sakit.
Kekecewaan juga disampaikan seorang pasien asal Desa/Kecamatan Balongan, Kusniah (52). Dia mengatakan, sengaja mempersiapkan surat undangan untuk mencoblos.
''Saya rugi tidak bisa mencoblos karena sudah punya caleg yang akan saya coblos,'' kata Kusniah.
Sementara itu, salah seorang dokter jaga RSUD Indramayu, dr Rouf, menjelaskan, tahun ini memang tidak ada petugas PPS yang keliling ke ruangan-ruangan pasien rawat inap. Pihak rumah sakit hanya menghimbau keluarga pasien yang sedang membesuk untuk menyalurkan suaranya di TPS yang berdekatan di rumah sakit.
''Total pasien yang menjalani rawat inap sekitar 300 orang. Mereka tidak dapat mencoblos karena tidak ada TPS keliling,'' terang Rouf