REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA--Sebanyak 32 tahanan kasus makar di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Abepura, Jayapura memilih golongan putih (tidak memilih).
Salah seorang tahanan kasus makar, Filep J. Karma kepada Antara di Jayapura, Rabu mengatakan, pihaknya memilih golput dengan berbagai alasan. Di antaranya tidak lagi mempercayai para wakil rakyat yang kembali maju menjadi calon legislatif.
Kemudian, katanya, dia golput karena tidak mau mendukung program pemerintah karena dinilai selama ini menipu masyarakat kecil dalam pembangunan.
Mereka juga menilai jika memilih berarti masih mempercayai program pemerintah. "Daripada kita protes mendingan pilih untuk tidak salurkan suara," tuturnya.
Menurut dia, puluhan tahanan ini bisa menyalurkan hak pilihnya tetapi persoalan di Papua belum tuntas. Para tahanan menilai sistem pemerintahan saat ini seperti penjajahan.
"Kalau kami pilih berarti dinilai mendukung penjajahan yang masih terjadi serta menambah persoalan. Wakil rakyat yang dipilih belum tentu selesaikan," kata Filep Karma.
Dia menambahkan, petugas Lapas sudah memaksa mereka untuk memilih tapi ditolak. Sebagian tahanan kasus lain yang menggunakan hak pilihnya namun tidak semua sebagian di antaranya menyalurkan hak suaranya.
Dari data yang diperoleh pers, tahanan kasus makar yang golput di antaranya Filep Karma, Forkorus Yaboisembut, Dominikus Sorabut dan Agus Arsam Krar. Sementara jumlah total warga binaan Lapas Abepura sebanyak 341 orang.