REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di 11 TPS Desa Desa Taar, Kecamatan Dullah Selatan, Kota Tual, Maluku, masih melakukan penghitungan suara hingga Kamis dini hari.

Informasi yang diperoleh Antara penghitungan masih dilakukan petugas KPPS dengan disaksikan warga desa, Panwas, saksi partai politik maupun aparat kepolisian yang bertugas.

"Baru suara tingkat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang selesai dihitung. Saat ini sedang berlangsung penghitungan suara untuk DPR RI," kata tokoh pemuda Desa Taar Wemphy Tarantein saat dihubungi melalui telepon selulernya.

Dia mengatakan proses penghitungan di 11 TPS di Desa Taar baru mulai dilakukan pada  Rabu (9/4) pukul 22.00 WIT, sebagai akibat tertundanya proses pemungutan suara selama delapan jam dari jadwal yang ditentukan.

Pemungutan suara pada 11 TPS ini baru mulai berlangsung pukul 16.00 WIT, disebabkan keterlambatan distribusi kotak dan surat suara oleh KPU Kota Tual.

Keterlambatan pemungutan suara dari jadwal yang ditentukan membuat warga marah dan melakukan aksi demo untuk memprotes KPU setempat. Aksi ini dilakukan karena warga khawatir kehilangan hak politiknya.

Sedangkan Kepala Desa Taar Wandra Tarantein mengatakan molornya pemungutan suara pada 11 TPS tersebut disebabkan KPU Kota Tual mengalami kekurangan 2.300 lembar surat suara. Masalah ini baru diketahui pada Selasa (8/4) petang sekitar pukul 17.00 WIT.

"Syukurlah masyarakat dapat menahan diri dan memahami masalah yang dihadapi KPU Kota Tual terkait tidak tersedianya surat suara pada 11 TPS Desa Taar," kata.

Wandra menegaskan, 2.692 warga yang telah memiliki hak suara di desanya memiliki kesadaran yang tinggi untuk bersabar dan mengantri hingga malam hari guna menyalurkan aspirasi politiknya pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

"Mudah-mudahan proses penghitungan suara dapat selesai sebelum fajar, sehingga kotak dan surat suara yang telah dicoblos dapat dibawa ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Dullah Selatan untuk diamankan," tambahnya.