REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Erdy Nasrul
Amien Rais persilakan Hatta Rajasa berkoalisi dengan siapa pun.
JAKARTA -- Partai-partai Islam mengalami peningkatan perolehan suara bila dibandingkan pemilu sebelumnya.
Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, jumlah perolehan suara lima parpol Islam mampu menembus angka 30 persen suara nasional.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Faisal Nurdin Idris mengatakan, perolehan suara sebanyak itu akan meningkatkan posisi tawar parpol Islam dalam perpolitikan nasional. Eksistensi parpol Islam bakal lebih diperhatikan dalam percaturan politik di masa mendatang.
“Karenanya, langkah terbaik adalah mereka harus bersatu membentuk koalisi bersama, sehingga mampu mengusung capres sendiri. Ini sangat mungkin karena gabungan parpol Islam cukup kuat,” kata Faisal kepada Republika, Rabu (9/4).
Dia melanjutkan, perolehan suara parpol Islam pada Pemilu Legislatif 2014 mengalami peningkatan cukup serius.
Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mempersilakan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa berkoalisi dengan tokoh partai manapun dalam pemilu presiden (pilpres) mendatang.
Syaratnya, kata Amin, tokoh tersebut harus dapat mewujudkan amanat dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
“Hatta, saya katakan, please go ahead bisa berkoalisi dengan siapa pun, tetapi ditanya dulu mau tidak tinggalkan pola yang meruntuhkan kepercayaan rakyat menjadi pola yang lebih segar, terutama pasal 33,” kata Amien.
Menurut pengamat politik CSIS J Kristiadi, seruan ormas-ormas Islam menjelang hari pemilihan agar pemilih tidak golput dan memilih caleg dan parpol yang seaspirasi, memberikan pengaruh tersendiri terhadap hasil Pileg 2014.
Seruan ormas Islam, termasuk MUI, kata J kristiadi, sudah menggambarkan sikap inklusif politik Islam nasional.
“Kalau dulu, seruannya adalah memilih parpol Islam. Saat ini, seruannya adalah memilih caleg yang Muslim dan Muslimah. Ini sudah bagus karena caleg Muslim dan Muslimah itu ada di semua partai,” jelasnya. Kristiadi melanjutkan, seruan ormas Islam memberikan kesan keterbukaan sehingga mampu menarik simpati masyarakat luas.
Sedangkan dalam pandangan pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fachry Ali, melejitnya perolehan suara itu karena parpol Islam sukses melakukan desakralisasi agama.
Dia mencontohkan, fenomena Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berhasil melipatgandakan dukungan rakyat dibandingkan Pemilu 2009.
Strategi PKB yang mengusung Rhoma Irama sebagai bakal calon presiden telah memperlebar kantung suara partai. “PKB membuka diri kantung suaranya bukan hanya warga Nahdliyin,” ujar Fachri.
Dia melanjutkan, PKB berhasil melakukan desakralisasi karena tidak lagi bergantung pada tokoh suci dengan keberadaan Abdurahman Wahid (Gus Dur) seperti pada pemilu-pemilu sebelumnya.
Sekretaris Jenderal DPP PKB Imam Nahrawi menyampaikan terima kasih kepada rakyat Indonesia atas kepercayaannya kepada PKB. Kendati demikian, kata Imam, hasil hitung cepat hendaknya menjadi acuan agar semua pihak mengawal penghitungan manual yang akan dilakukan KPU.
“Pengawalan hitung manual sangat penting agar pemilu terhindar dari rekayasa kecurangan yang akan menodai demokrasi yang berjalan jujur dan adil,” kata Imam.
Mengenai peta politik pascahasil Pileg 2014, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP Puan Maharani mengatakan, partainya siap membangun koalisi dengan semua partai politik.
“Semua (partai) kami buka pintunya,” kata Puan. Dia menegaskan, PDIP ingin membangun koalisi yang solid agar sistem pemerintahan presidensial berlangsung stabil.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku sudah mendapat ajakan koalisi dari banyak tokoh partai politik. Namun, sampai saat ini PDIP belum bisa memberi jawaban. PDIP baru akan memutuskan masalah koalisi saat hasil pemilu legislatif diketahui secara pasti.