Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menunjukkan selebaran gelar saat kampanye akbar Partai Demokrat di GOR Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (5/4).
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mantan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul menilai faktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai penentu keputusan siapa Presiden RI periode mendatang.
"SBY selaku Ketua Umum DPP Demokrat sekaligus presiden dua periode atau incumbent, tetap menjadi penentu atau istilahnya 'king maker' perpolitikan nasional," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jumat (11/4).
Menurut dia, sampai saat ini SBY memiliki banyak instrumen dan jaringan yang kuat dan merata meski perolehan suara Partai Demokrat jeblok berdasar hasil hitung cepat.
Di sejumlah lembaga hitung cepat, partai bernomor urut 7 tersebut suaranya berkisar di angka 10 persen atau berada di urutan ke-4 di bawah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di urutan pertama dengan 19 persen.
Sedangkan di posisi kedua ada Partai Golkar dengan angka berkisar 15 persen serta Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan 12 persen.
"Tapi, karena tidak ada yang melebihi batas maksimal suara 25 persen sebagai syarat mencalonkan presiden maka Demokrat tetap memiliki peluang besar dan menjadi penentu di Pemilihan Presiden Juli mendatang," katanya.
Tidak itu saja, kata Gus Ipul, faktor sosok SBY menjadi lebih penting lagi jika Demokrat tidak mau menjadi motor koalisi untuk mengusung sendiri calon presiden. Dengan demikian tetap ada tiga partai peringkat atas yang bakal bersaing, yakni PDIP, Golkar dan Gerindra.
"Tapi jika SBY menjadi motor koalisi dan membentuk pasangan capres sendiri maka Pilpres berpeluang besar akan digelar dua putaran. Namun jika tidak maka Pilpres satu putaran, asalkan SBY memberikan suaranya ke salah satu pasangan yang sudah ada nantinya," kata dia.