REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan pemilu di Provinsi Lampung dinilai dapat menjadi model pelaksanaan pemilu serentak yang akan dimulai 2015 mendatang. Animo masyarakat justru dinilai tinggi sehingga ampuh untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri Djohermansyah Djohan mengatakan, pelaksanaan pemilu tersebut menjadi kajian sebelum memberlakukan pemilihan serentak sebagian tahun depan. Banyak yang diuntungkan dengan menggunakan konsep semacam itu.
“Ini menjadi model pelaksanaan pemilu serentak,” kata Djohermansyah pada RoL di lingkungan kantor Kemendagri, Jakarta, Jumat (11/4).
Dia menambahkan, dari sisi biaya penyelenggaraan, ada efisiensi anggaran karena dalam satu pemilu melibatkan pemilihan legislatif dan kepala daerah. Kemudian, animo masyarakat juga tinggi karena berkaitan langsung dengan gubernurnya.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi menambahkan, tidak ada permasalahan menonjol di Lampung, padahal daerah itu awalnya dinilai rawan. Ia sempat disalahkan atas pelaksanaan pilgub bersamaan pileg, namun semua berjalan lancar.
“Daerah tersebut sempat dikhawatirkan, faktanya tidak terjadi masalah apa-apa di Lampung, justru partisipasinya aktif,” ujar dia.
Dia menyatakan, rencana pemberlakuan pemilu serenta akan berlangsung bertahap di 2015 dan 2018, lalu kekosongan menjelang 2020 diisi penjabat (PJ) sementara. Menurutnya, kondisi Lampung kemarin bisa menjadi acuan, adanya pemilu serentak dapat dikatakan efektif.