Seorang tuna netra didampingi petugas memasukan surat suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 5 di Aula Bina Netra Wyata Guna, Jl Pajajaran, Bandung, Rabu (9/4). (Republika/Edi Yusuf)
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur siap mengawal pencoblosan ulang Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 pada 10 daerah kabupaten/kota di provinsi itu.
"Untuk pencoblosan ulang, kami telah menyiapkan 13 SSK (satuan setingkat kompi) atau sekitar 1.300 personel Brimob untuk melakukan pengamanan," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono di Surabaya, Sabtu.
Ia mengatakan seribu lebih personel Brimob itu sudah ditempatkan di zona-zona yang telah ditentukan dan jika dibutuhkan tinggal digeser ke daerah yang membutuhkan "back up" pasukan lebih banyak.
"Personel Brimob itu tidak dipecah, karena hanya akan dijadikan kekuatan pemukul. Yang disebar personel yang ada di Polres, tapi bila membutuhkan bantuan akan didukung personel Brimob itu," katanya.
Namun, personel Brimob itu sudah disiapkan pada 10 zona, seperti Surabaya, Banyuwangi, Ponorogo, Kabupaten Madiun, Bojonegoro, Nganjuk, Gresik, Pamekasan, Kabupaten Mojokerto, dan Lumajang. Khusus untuk Lumajang, dijaga satu SSK Sabhara.
"Jadi, pasukan sudah siap dan tinggal menggeser saja ke titik-titik yang membutuhkan back up. Personel Brimob akan ditarik kembali ke Polda Jatim secara bertahap jika dirasa aman," katanya.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur mencatat pencoblosan ulang akan dilaksanakan pada 81 TPS yang tersebar di sembilan Kabupaten/Kotamadya.
Ke-81 TPS yakni di Surabaya ada 22 TPS, Ponorogo ada empat TPS, Lumajang ada tiga TPS, Kabupaten Mojokerto ada enam TPS, Sumenep ada delapan TPS, Gresik ada tiga TPS, Nganjuk ada 21 TPS, Bojonegoro ada delapan TPS, Kabupaten Madiun ada enam TPS, dan beberapa TPS di Pamekasan.
Kejadian Menonjol
Terkait kejadian menonjol selama Pemilu Legislatif 2014, Polda Jatim mencatat ada tujuh peristiwa yang menonjol mulai dari upaya sabotase, perusakan surat suara, carok antar-caleg, penganiayaan KPPS, membuka dan mencoblos surat suara, dan sebagainya.
"Meski ada tujuh kasus menonjol di Jatim, pemilu legislatif secara keseluruhan hingga tahap pemungutan suara berlangsung lancar dan aman," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono.
Tujuh peristiwa menonjol antara lain upaya sabotase yang dilakukan seorang mahasiswa di TPS 18 di Desa Pabean, Perum Sedati Permai, Sidoarjo.
"Pelaku memasukkan tinta komputer di dalam lipatan surat suara sehingga merusak surat suara lainnya dalam kotak suara. Mahasiswa STIE Perbanas berinisial ABP yang tinggal di perumahan tersebut melakukan aksinya sambil mencoblos," katanya.
Dalam pemeriksaan, remaja 21 tahun itu mengaku sengaja ingin menggagalkan pemilu karena tidak percaya dengan caleg. "Saat ini, kasus tersebut sedang ditangani Panwaslu setempat," katanya.
Selanjutnya, kasus perampasan kotak suara terjadi di TPS 2, Dusun Cekocek, Desa Bierem, Kecamatan Tambelangan, Sampang. AS (50), seorang pendukung dari caleg PKS yang merasa tidak puas dengan hasil perhitungan suara berusaha mengambil dua kotak suara dengan paksa. Kasus ini juga sedang ditangani Panwaslu.
Selain itu, di TPS 3, Dusun Shebuh, Desa Tobadung, Kecamatan Klampis, Bangkalan, ada caleg yang nyaris carok. Mereka adalah H dan delapan orang lain sesama pendukung caleg Gerindra nyaris saling bacok menggunakan celurit dengan caleg Nasdem, AA.
"Masih banyak lagi, tapi ada yang cukup ditangani Panwaslu dan ada juga yang dilimpahkan Panwaslu ke polisi, karena ada unsur pidana di dalamnya," katanya.