Home >> >>
PDIP-PKB Makin Rapat
Ahad , 13 Apr 2014, 18:21 WIB
Republika/Edwin Dwi Putranto
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - -Hasil hitung cepat (quick count) Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan PDI Perjuangan mendapat perolehan suara terbesar, 18,9 persen. Namun partai berlambang Banteng moncong putih masih membutuhkan partai lain untuk bisa mengusung calon presiden (capres).

Para elite PDIP masih melakukan penjajakan sesusai Pemilu Legislatif (Pileg). Politisi PDIP Aria Bima mengindikasikan partainya terbuka kemungkinan besar untuk merapat dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai NasDem. "Ya karena ideologi dan platform," kata dia, selepas acara diskusi di Cikini, Jakarta, Ahad (13/4).

Aria mencontohkan, PKB merupakan partai nasionalis dengan basis massa Nahdlatul Ulama (NU). Ia mengatakan, partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu partai inklusif. "Menerima keberagaman dan ke-Bhineka Tunggal Ika. Ini sama walau basisnya Nahdliyin," kata dia.

Namun Aria mengatakan, komunikasi politik dan penjajakan dengan partai lain pun masih terbuka. Ia menyebut belum ada keputusan definitif mengenai koalisi. Ketua DPP PKB Marwan Jafar juga mengatakan, partainya masih membuka kemungkinan bekerja sama dengan partai lain. "Tapi PKB ada kecenderungan yang lebih kuat untuk berkoalisi," ujar dia.

Berdasarkan hasil hitung cepat, Marwan mengatakan, PKB cukup sulit untuk mengusung capres sendiri. Karena itu, menurut dia, PKB sangat membuka opsi koalisi. Menurut Marwan, koalisi PKB dengan partai nasionalis lebih terbuka. "Kami membidik atau mengusulkan kepada partai-partai berbasis nasionalis untuk mengajukan cawapres," kata Ketua Fraksi PKB di DPR RI itu.

Marwan juga memberikan gambaran pertemuan antara capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Meskipun baru tahap awal, ia mengatakan, komunikasi sudah berjalan dengan baik. Jokowi dan Cak Imin pun sempat shalat berjamaah. "Setahu saya yang saya ikuti seperti itu dan silaturahminya juga baik," ujar dia.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Irfan Fitrat
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar