Home >> >>
Gus Solah: Sebaiknya PKB Tidak Berkoalisi
Ahad , 13 Apr 2014, 20:46 WIB
Yogi Ardhi
Gus Solah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sholahuddin Wahid mengatakan sebaiknya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak berkoalisi dengan partai mana pun jika tidak bisa mengusung salah satu figur kandidat calon presiden yang dimiliki partai tersebut.

"Kalau tidak bisa mengusung salah satu nama, yaitu Mahfud MD atau Rhoma (Irama), ya, ngapain koalisi? Lebih baik memimpin koalisi partai papan tengah karena secara otomatis lebih berpeluang mengusung (capres) sendiri," kata Sholahuddin Wahid atau Gus Solah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad (13/4).

Dia mengatakan bahwa secara pribadi dirinya lebih mendukung PKB mengusung Mahfud MD. sebagai bakal capres maupun bakal cawapres. Hal itu, menurut dia, karena Mahfud sosok yang tepat untuk menata atau memperbaiki kondisi bangsa yang tengah karut-marut di bidang penegakan hukum.

"Masalah lain seperti ekonomi memang krusial. Namun, dari kompleksitas persoalan bangsa ini bermuara dari lemahnya penegakan hukum. Oleh karena itu, saya lebih cenderung mendukung Pak Mahfud untuk diusung, entah sebagai (bakal) capres maupun sebagai (bakal) cawapres," ujarnya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa sebaiknya Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengurungkan niatnya untuk maju sebagai cawapres pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI, 9 Juli 2014.

Menurut dia, apabila usulan tersebut berasal dari internal PKB, merupakan hal yang wajar sebagai wujud penyampaian aspirasi. "Apabila ada usulan dari internal (PKB), saya cukup memahami namun kalau Muhaimin justru menyambut (menyetujui) usulan tersebut maka saya jadi tidak paham kepada Muhaimin," ujarnya.

Gus Solah mengatakan bahwa usulan internal PKB itu merupakan hal wajar karena perolehan suara partai itu mengalami kenaikan cukup siginfikan pada Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, 9 April lalu.

Namun, menurut dia, PKB sebagai partai yang sebelumnya telah menggadang-gadang beberapa tokoh, seperti Mahfud MD dan Rhoma Irama, lebih etis jika Muhaimin meminta pendapat kedua tokoh tersebut.

"Bahkan, (meminta pendapat) kepada para kiai yang selama ini membantu membangkitkan gairah nahdiyin untuk kembali membesarkan PKB, seperti K.H. Hasyim Muzadi dan K.H. Ma'ruf Amin," katanya.

Redaktur : Fernan Rahadi
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar