Home >> >>
Pengamat: Nama JK Potensial Dicoret PDIP
Ahad , 13 Apr 2014, 21:26 WIB
Republika/Yasin Habibi
Mantan Wakil Presiden Jusuf kalla menjadi pembicara dalam acara Konvensi Pendidikan di Bentara Budaya, Jakarta, Selasa (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo alias Jokowi masih mencari pendamping ideal untuk menghadapi Pemilihan Presiden/Wakil Presiden, Juli mendatang. Direktur Riset Saiful Mujani Research & Consulting (RSMC) Djayadi Hanan menilai figur pendamping itu harus bisa melengkapi Jokowi.

Djayadi mengatakan, calon pendamping itu harus dapat mempertahankan tingkat dukungan pada Jokowi saat ini. "Tapi di saat yang sama cawapres PDIP harus memenuhi kekurangan yang ada pada Jokowi," kata dia, seusai acara diskusi di Cikini, Jakarta, Ahad (13/4).

Menurut Djayadi, sosok pendamping Jokowi itu antara lain cukup kuat terkait hubungan internasional, proses pembuatan kebijakan, dan pelaksanaan kebijakan. Selain itu, ia mengatakan, Jokowi juga membutuhkan calon yang dapat menjadi simbol massa Islam. "Kalau Jokowi cuma massa nasionalis," kata dia.

Menilik kriteria tersebut, Djayadi menilai, Jusuf Kalla (JK) dapat memenuhinya. Namun, menurut dia, potensi PDIP atau Jokowi untuk memilih mantan wakil presiden RI itu sangat kecil. "Kayaknya PDIP tidak suka orang model JK," ujar dia.

Politisi PDIP Aria Bima sebelumnya mengatakan, Jokowi mencari cawapres yang antara lain dapat menempatkan diri dalam posisinya sebagai wakil. Djayadi mengatakan, inilah yang menjadi masalah apabila JK menjadi pendamping Jokowi. "Nanti Jokowi-nya tenggelam sama JK. Itu masalahnya," kata dia.

Melihat potensi koalisi, terbuka kemungkinan PDIP merapat dengan PKB. Menurut Djayadi, sosok mirip JK ada pada Mahfud MD, capres yang diusung PKB. Namun, ia mengatakan, sosok Mahfud belum sepenuhnya dapat memenuhi kriteria seperti JK atau dapat melengkapi Jokowi. Karena, ia menilai, Mahfud lebih dikenal sebagai orang hukum.

"Hukum tentu (penting). Tapi yang paling pokok adalah kebijakan ekonomi dan politik yang diperlukan," ujar dia.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Irfan Fitrat
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar