Home >> >>
Koalisi Partai Islam Sulit Dibangun?
Selasa , 15 Apr 2014, 13:22 WIB
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Helmy Faishal Zaini menilai koalisi partai Islam sulit dibangun saat ini karena masing-masing telah membangun poros koalisi dengan partai nasionalis.

"Gabungan partai-partai Islam saya kira sulit dibangun. Karena saat ini mereka juga membangun komunikasi dengan poros-poros yang ada," kata Helmy dijumpai seusai menghadiri acara Harlah ke-29 Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU DKI Jakarta, di Kampus Universitas Islam Negeri, Ciputat, Selasa.

Dia mengatakan, atas dasar itu, saat ini PKB cenderung melakukan komunikasi dengan dua partai nasional yakni PDI Perjuangan dan Gerindra. Sedangkan komunikasi yang dibangun dengan partai islam masih konservatif.

Terkait kemungkinan koalisi dengan PDI Perjuangan maupun Gerindra, Helmy menyatakan partainya tengah menjajaki komunikasi intensif dengan kedua partai itu. Helmy mengaku dalam koalisi itu nantinya, PKB realistis dengan tidak lagi mengincar kursi calon presiden.

"Kami kan awalnya mengusung capres karena kami beranggapan PKB mendapat 15 persen bahkan 20 persen suara. Tetapi kalau melihat posisi 'quick count', posisi PKB kira-kira 10 hingga 11 persen, maka kami tidak mungkin lagi memimpin koalisi," kata dia.

Helmy mengungkapkan pihaknya hanya mengajukan empat nama yang dapat menjadi calon wakil presiden bagi PDIP maupun Gerindra. Keempat nama itu antara lain Muhaimin Iskandar, Rhoma Irama, Mahfud MD serta Jusuf Kalla.

Namun Helmy menekankan bahwa hal itu sepenuhnya bergantung dengan keputusan partai pemimpin koalisi.

Redaktur : Taufik Rachman
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar