REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra sangat percaya diri dapat berkoalisi dengan Partai Demokrat. Meski Wakil Ketua Majelis Tinggi Demokrat Jero Wacik menyatakan konvensi calon presiden (capres) terus dijalankan, hal itu tidak akan mengganggu pendekatan yang dilakukan Gerindra.
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan, Demokrat memang berniat mengusung capres sendiri. Namun, berdasarkan raihan suara di pileg, Gerindra lebih unggul dengan torehan 12 persen berbanding 10 persen.
Apalagi, partainya memiliki figur Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto yang tingkat elektoralnya jauh lebih tinggi dibanding kandidat lain. Melihat peluang dan hitung-hitungan politik, kata dia, sangat mungkin nanti parpol lain akan bersikap realistis.
"Eletabilitas capres itu menjadi tonggak untuk mengukur, meski parpol bisa mengejar syarat 20 persen, tapi apakah bisa mengejar seorang sosok?" kata Fadli di kantor DPP Gerindra, Rabu (16/4).
Fadli mengungkap, Prabowo sudah bertemu dengan ketua umum parpol yang dibidik untuk digandeng menjadi mitra koalisi. Selain Anis Matta, Hatta Rajasa, Suryadharma Ali, Prabowo juga akan bertemu Muhaimin Iskandar pada akhir pekan.
Khusus untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sambung Fadli, pertemuan dengan Prabowo dijadwal ulang. "Dengan SBY akan diatur lagi, mencari waktu yang tepat, masih sangat tentatif," kata Fadli.
Dia melanjutkan, pertemuan dengan pimpinan parpol dilakukan secara berkelanjutan. Karena itu, dalam pertemuan itu juga disertai dengan pembahasan untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi bangsa ini. "Kita ingin belajar dari permasalahan pemerintahan pada masa lalu. Kita duduk bersama, untuk membahas strategi dan taktis, program dan logistik."