Home >> >>
DPW PPP Minta Pemilu Kembali ke Sistem Tertutup
Kamis , 17 Apr 2014, 20:34 WIB
Simpatisan mengibarkan bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat kampanye PPP Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Tengah Asgar Djuhaepa meminta sistem proporsional terbuka pada pileg perlu ditinjau kembali.

"Setelah melihat, mengevaluasi dan mengkaji lebih jauh pelaksanaan pemilu 2014 dan hasil-hasilnya, saya lebih cenderung kita kembali ke proporsional tertutup. Kembalikan ke nomor urut calon legislatif," kata Asgar di Palu, Kamis (17/4).

Dia mengatakan, tatanan demokrasi melalui sistem proporsional terbuka menjadi tidak sehat. Karena kompetisi antarcalon legislatif lebih mengedepankan kemampuan materi dibanding sumber daya manusia dan integritas dalam memengaruhi pemilih.

"Sekarang walaupun anda pintar, taat, integritas bagus, tapi kalau tidak uang, ya percuma," katanya.

Dia mengatakan beberapa kejadian dari kegiatan politik pada Pemilu 2014 sudah menyolok karena oknum-oknum calon legislatif sudah terang-terangan bermain uang.

"Masyarakat akhirnya gampang melupakan jasa orang-orang baik, orang-orang yang pernah berbuat untuk daerah. Semua hilang karena dipengaruhi uang," katanya.

Jika kembali ke proporsional tertutup, katanya, maka kompetisi pencalonan berdasarkan politik uang bisa diminimalisasi.

"Sehingga partai politik akan menempatkan orang-orangnya yang hebat dan terseleksi," katanya.

Asgar mengakui pikiran tersebut mendapat banyak tantangan di tengah tingginya respons masyarakat dan politisi atas sistem proporsional terbuka.

Asgar yang saat ini masih menjabat Ketua Komisi III DPRD Sulawesi Tengah mengatakan berpeluang terpilih kembali dari daerah pemilihan Donggala dan Sigi.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar