REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan mahasiswa dari berbagai Kampus di Yogyakarta, Sabtu (19/4), melakukan unjukrasa di Bawaslu DIY. Mereka menuntut Bawaslu DIY untuk mencermati hasil pemilihan umum (Pemilu) 2014 lalu.
Pengunjuk rasa yang dipimpin Agung Widodo mengenakan 'rompi kertas' tahanan KPK berwarna kuning, merah, hijau langsung berorasi di halaman Bawaslu DIY. Peserta unjuk rasa satu per satu mengemukakan orasinya.
Agung Widodo yang juga koordinator lapangan, dalam orasinya mengemukakan Pemilu 2014 belum terlepas money politic. Para elite politik melakukan money politic yang menyebar uang dengan nominal Rp 20 ribu, Rp 50 ribu, dan Rp 100 ribu.
"Kami, para pemuda dikecewakan, kami berharap Caleg yang duduk di parlemen adalah para Caleg yang tidak bermasalah atau tersangkut hukum," kata Agung Widodo.
Karena itu, Forum Peduli Pemilu Bersih menuntut pertama, Bawaslu harus benar-benar, tegas dan serius membersihkan para Caleg yang terbukti money politic. Kedua, Bawaslu harus benar-benar tegas untuk meng-cut para Caleg yang bermasalah dan mengusut tuntas kasus-kasusnya. Ketiga, Bawaslu harus benar-benar tegas dengan kasus penggelembungan suara yang disinyalir bahwa suara itu tidak jujur.
"Idealnya peserta dalam Pemilu harus kita pastikan bahwa peserta adalah orang-orang yang bersih dari kasus dan moral," kata Agung.
Sementara Ketua Bawaslu DIY, Muhammad Nadjib yang menyambut pengunjuk rasa merasa senang mendapat dukungan untuk menciptakan Pemilu bersih. "Selama ini, ekspektasi masyarakat terhadap Bawaslu sangat tinggi, sedang Bawaslu memiliki keterbatasan. Sehingga dukungan mahasiswa ini dapat meringankan tugas Bawaslu," kata Najib.