REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluhan dan tudingan akan berbagai kecurangan dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 muncul dalam masa rekapitulasi penghitungan suara.
Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari tidak menyangkal akan adanya praktik kecurangan terjadi, seperti terjadinya politik uang.
Hajriyanto mengatakan, pemberitaan akan kekecewaan terhadap hasil pileg terus muncul. Akan tetapi, ia mengatakan, semua harus belajar menghormati dan menghargai pilihan rakyat.
"Kita harus mempersilakan rakyat menikmati pilihan-pilihannya dan kita tahu pilihan rakyat sebagai wujud kedaulatan rakyat, walaupun mengetahui faktor rakyat menjatuhkan pilihan partai dan caleg itu sangat banyak," kata dia, dalam acara diskusi 'Pemilu Bikin Pilu' di Cikini, Jakarta, Sabtu (26/4).
Menurut Hajriyanto, banyak faktor yang menentukan pilihan rakyat. Meskipun, ia mengatakan, muncul tudingan pilihan itu karena adanya politik transaksional alias bagi-bagi amplop.
Namun, ia melihat, politik uang itu hanya menjadi salah satu faktor. "Sehingga kalau menyebut itu karena faktor transaksional, itu berlebihan," kata Wakil Ketua MPR RI itu.
Munculnya kekecewaan akan pemilu ini, menurut Hajriyanto, dapat berpotensi mendelegitimasi para penghuni dewan legislatif ke depan. Karena itu, menurut dia, pihak yang kalah pun harus legowo menerima pilihan rakyat.
Namun, bukan berarti adanya palanggaran karena terjadi politik uang atau kecurangan itu dibiarkan. "Itu tidak boleh diabaikan begitu saja. Bawaslu harus menindaklanjutinya karena itu mutlak satu-satunya cara mempertahankan legitimasi Pemilu 2014," kata dia.