REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra masih melakukan penjajakan dengan berbagai partai politik untuk membentuk koalisi. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, masih cukup waktu untuk melakukan penjajakan sebelum memantapkan koalisi.
Fadli tidak khawatir dengan pergerakan partai lain yang sudah memperlihatkan bentuk koalisi. Karena saat ini masih menjadi dinamika politik dan belum sepenuhnya resmi hingga pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Kalau (sekarang) ini namanya wacana koalisi," kata dia, selepas acara diskusi di Cikini, Jakarta, Sabttu (26/4).
Menurut Fadli, komunikasi dan penjajakan dengan berbagai partai politik terus berjalan. Termasuk dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mengevaluasi kembali dukungan Suryadharma Ali setelah adanya islah.
Ia mengatakan, komunikasi dan penjajakan itu akan semakin intensif setelah partai mengetahui hasil penghitungan suara resmi dari KPU. "Sebagian besar partai politik yang kami diajak itu masih menunggu berapa perolehan kursinya," kata dia.
Selain dengan PPP, katanya, Gerindra juga menjalin komunikasi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan juga Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Gerindra pun masih membuka komunikasi dengan partai lainnya.
Namun, menurut dia, Gerindra tidak terburu-buru dalam menentukan mitra kerja. "Saya kira masih banyak waktu untuk mengelola. Karena kita ini bicara tentang lima tahun ke depan bangsa Indonesia dan 250 juta penduduk," kata dia.
Dalam membentuk koalisi, ujarnya, perlu duduk bersama untuk melihat program yang akan dijalankan. Karena itu, penentuan mitra kerja ini tidak bisa asal-asalan hanya demi menembus syarat presidential threshold. "Ini bukan persoalan sekedar merebut kekuasaan, tapi bagaimana mengisi kekuasaan kalau nanti mendapatkan mandat dari rakyat," ujar dia.
Fadli merasa optimistis Gerindra akan tetap mendapatkan mitra koalisi yang tepat. Gerindra membuka komunikasi dan penjajakan dengan partai mana pun.
Ia mengatakan, tidak ada prioritas untuk partai tertentu. "Tidak perlu prioritas karena kita gagasannya ingin membentuk satu koalisi yang kuat. Tidak hanya di pemerintahan kalau terpilih, tetapi juga di parlemen," katanya.