Home >> >>
Hasil Pemilu Kalbar dan Gorontalo Dinyatakan Sah
Ahad , 27 Apr 2014, 20:43 WIB
Seorang pria melintas di depan ruang Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Nasional Penghitungan Suara Pemilu DPR & DPD tahun 2014 di ruang sidang utama KPU, Jakarta, Ahad (27/4). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersama badan terkait pemilu setuju untuk mengesahkan hasil perolehan suara parpol dan caleg di dua provinsi pemilihan. Kesepakatan itu terjadi saat rapat sidang pleno terbuka hasil penghitungan suara parpol dan caleg DPR dan DPD 2014.

Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, perolehan suara di Kalimantan Barat dan Gorontalo dianggap sah. Karena tidak adanya komentar dan kritik dari para saksi parpol peserta pemilu dan Bawaslu.

"Bahwa, kita semua sudah setuju KPU D (Daerah, Kalbar dan Gorontalo), bersama Panwaslu setempat, sudah menjalankan pemilu legislatif dengan baik," kata dia, Ahad (27/4).

KPU dan lembaga terkait pemilu, serta para saksi parpol dan DPD, memulai proses rekapitulasi perolehan suara nasional hasil pileg 2014. Ahad (27/4), adalah babak kedua proses tersebut. Penghitungan nasional itu terjadwal tuntas sampai 4 Mei mendatang.

Pada hari kedua, KPU menjadwalkan merekap suara di empat provinsi. Antara lain, Provinsi Lampung, Kalbar, Gorontalo dan Jawa Barat. Namun sejak pleno ke dua itu dibuka pukul 10:30 WIB baru dua provinsi yang disahkan. 

Satu provinsi, yaitu Lampung dinyatakan bermasalah sehingga ditunda untuk disahkan. Untuk Jabar, hingga pukul 18:30 WIB, forum pleno dihentikan lantaran diskors. Dengan, disahkannya penghitungan dari Kalbar dan Gorontalo artinya KPU telah menatapkan tiga wilayah dengan hasil perolehan suara yang sah. Setelah rapat pleno pertama, mensahkan perhitungan dari Provinsi Bangka Belitung.

Dalam pemaparannya, Ketua KPU Kalbar Umi Rifdyawati menerangkann, jumlah pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) di wilayahnya sebanyak 3.479. 368 jiwa. Namun dengan adanya pemilih khusus dan pemilih yang pindah domisili membuat KPU Kalbar mencatatkan ada sebanyak 3.549.448 jiwa pemilih.

"Angka pemilih bertambah setelah mencatat adanya pemilih yang tidak ada di DPT tapi ada di DPK. Sebagian, juga adalah pemilih pindahan TPS lain," ujar dia, Ahad (27/4).

Selanjutnya, dia menerangkan, perolehan suara parpol nasional berdasarkan nomor urut kepesertaan pemilu. Suara untuk Nasdem dikatakan sebanyak 36.071 suara dan 168.741 untuk suara parpol dan caleg. PKB memperoleh suara partai sebesar 33.467 dengan total suara partai dan caleg sebanyak 117.937 suara.

Sementara PKS, meraih suara total sebanyak 102.146 suara. PDI Perjuangan mendapat suara partai sebanyak 107.855 dengan total suara partai dan caleg 817.770 suara.

Sedangkan Golkar, memperoleh suara partai sebanyak, 60.010 dengan dukungan total untuk partai dan caleg sebanyak 348.986 suara. Untuk Gerindra, suara partai mencapai 58.395 dan suara partai serta calegnya tercatat, 236.251 suara. 

Demokrat, suara partainya mencapai 41.603 dan perolehan suara partai serta calegnya tercatat, 196.890 suara. PAN, memperoleh suara partai 27.560 dengan total suara partai dan caleg sebesar 196.212 suara.

PPP mendapat 29.290 suara dan total suara partai dan calegnya berjumlah 136.564 suara. Hanura dukungan partainya mencapai 33.320 suara, total suara partai dan caleg di 86.741 suara.

Sementara dua partai terakhir, PBB dan PKPI, masing-masing memperoleh suara partai sebanyak 8.635 dan 10.874 suara. Dengan total suara partai dan caleg masing-masing 30.813 dan 139.181 suara.

Sedangkan KPU Gorontalo, dalam presentasinya mengatakan jumlah perolehan suara partai didominasi oleh partai Golkar. Partai berlambang beringin itu berada di puncak perolehan suara dengan total dukungan 310.790 dari 813.675 total pengguna hak pilih.

Di posisi kedua, ada Gerindra dengan perolehan suara partai dan caleg mencapai 49.342 suara. Selanjutnya ada PAN dan PDI Perjuangan dengan perolehan suara imbang, 41.222 dan 40.606 suara.

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Bambang Noroyono
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar