Seorang pria melintas di depan ruang Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Nasional Penghitungan Suara Pemilu DPR & DPD tahun 2014 di ruang sidang utama KPU, Jakarta, Ahad (27/4). (Republika/Yasin Habibi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Caleg PDIP nomor urut lima daerah pemilihan (dapil) Cilodong dan Tapos, Depok, Hendra Setiawan mengaku dicurangi rekannya sendiri. Hendra bersama tiga caleg lainnya direbut caleg dengan nomor urut pertama.
Temuan pencurian suara didasarkan data D1 Panitia Pemilihan Suara (PPS) Kelurahan Cilangkap dan data D1 Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kecamatan Tapos yang sudah diplenokan. Hasilnya, kata dia, oknum caleg nomor urut satu yang seharusnya hanya mendapat 600 suara dalam penghitungan melonjak meraih 2.400 suara.
Angka itu didapat dengan mengambil suara partai dan merebut suara caleg nomor urut di bawahnya. Yang membuatnya geram, suaranya juga berkurang drastis.
"Perolehan saya yang seharusnya 400 suara lebih jadi berkurang menjadi 100 suara. Raihan suara saya diambil caleg nomor urut satu," kata Hendra, Ahad (27/4).
Dari dapil Cilodong dan Tapos, PDIP dipastikan meraih dua kursi DPRD Kota Depok. Gara-gara praktik pencurian yang ugal-ugalan itu, caleg nomor urut satu itu berhak duduk sebagai anggota dewan.
Dia tidak menerima kenyataan itu lantaran juga masih berpeluang lolos. Pasalnya, hasil di beberapa TPS menunjukkan pencapaian menggembirakan. Alhasil, Hendra pun masih berpeluang menduduki kursi DPR.
"Ini karena suara saya dan tiga teman lain dialihkan ke caleg nomor urut satu itu. Ini sudah terbukti terjadi penggelembungan suara," kecam Hendra.