Home >> >>
KPU Cianjur Bantah Gelembungkan Suara
Kamis , 01 May 2014, 12:50 WIB
Republika/Musiron
Penghitungan Suara

REPUBLIKA.CO.ID,CIANJUR--Ketua KPU Cianjur, Jabar, U Awaludin, membantah telah melakukan perubahan atau pengelembungan suara pada pileg 2014.

"Terkait dugaan penggelembungan suara yang dituduhkan pada kami, perlu pembuktian. Rekapitulasi yang dilakukan KPU Cianjur, hanya mengalihkan jumlah suara dari DA1 yang dibuat PPK. Kami tidak pernah melakukan perubahan jumlah suara," katanya di Cianjur, Kamis.

Dia menuturkan, kesalahan tersebut terjadi di tingkat PPS dan PPK, namun pihaknya yang disalahkan. Begitupula dengan pengakuan PPK yang telah melakukan perubahan atas intruksi KPU, harus harus diklarifikasi.

"Apakah pengakuan itu benar dibuat atas kehendak sendiri atau pemaksaan. Kami siap diperiksa jika memang ada dugaan pelanggaran yang dilakukan. Kami siap dipanggil, siap disidangkan," ucapnya.

Bahkan tambah dia, anggota KPU Cianjur siap dibubarkan dengan catatan pembubaran itu dilakukan pihak yang berkompeten yakni KPU Provinsi Jabar atau KPU RI.

"Pembubaran harus melalui proses dan prosedur yang ada. Kami siap karena itu konsekuensi dari sebuah pekerjaan. Apalagi ketika yang mengangkat kami sudah tidak percaya untuk kami bekerja," katanya.

Sementara itu, sejumlah PPK yang diduga telah melakukan pengelembungan suara, membuat pernyataan dan testimoni, perihal pengalihan suara yang menguntungkan sejumlah caleg itu, berdasarkan perintah oknum anggota KPU Cianjur, pejabat eselon II dan caleg propinsi Partai Demokrat.

"Kami dipanggil beberapa kali saat pleno telah berjalan. Ketika itu kami dipanggil caleg Partai Demokrat anak Bupati Cianjur, Ketua KPU Cianjur, DH pejabat eselon II Cianjur dan SH caleg DPR RI dari Partai Demokrat," kata salah seorang anggota PPK.

Para PPK yang dituding telah melakukan pengelembungan itu, dalam testimoninya siap memberikan kesaksian dan bukti perihal keterlibatan oknum pejabat, caleg dan anggota KPU itu.

"Kami punya bukti bahwa kami dibawah tekanan. Kami menyatakan siap bersaksi dan memberikan bukti perihal tersebut, kami melakukan hal tersebut dibawah tekanan. Tidak benar kalau kami mengakui karena terpaksa, tapi kami merasa dikorbankan," katanya.

Redaktur : Taufik Rachman
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar