REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto, dituding terus bermanuver untuk membersihkan namanya dari stigma pelanggar HAM.
“Itu masif. Soalnya stigma penculik terbukti menggerus upaya Prabowo membangun citra positif,” kata Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Rudi Prasetyo, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (1/5).
Manuver terbaru, kata dia, adalah manuver para pensiunan perwira tinggi TNI yang dikenal dekat dengan Prabowo. Isu yang dikeluarkan terkait adanya pasukan lain yang melakukan penculikan terhadap 13 aktivis. “Pasukan itu diklaim sebagai aksi kontra intelejen yang dilakukan musuh-musuh Prabowo di TNI,” katanya.
Menurut Rudi, manuver yang mirip juga pernah terpantau dalam perbincangan di twitter. Sejumlah akun membuat postingan yang berupaya mengecoh pemilih pemula dengan menyatakan Prabowo hanya dicopot dari dinas kemiliteran karena masalah penculikan.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tak teperdaya dengan wacana Prabowo anti asing. Wacana ini, kata dia, merupakan upaya menutupi fakta yang sebenarnya. “Prabowo ditolak masuk ke sejumlah negara karena dianggap orang yang bertanggungjawab terhadap sejumlah pelanggaran HAM di Indonesia.”