Gagal ke Senayan, Ketum Gerindra Dinilai Kurang Sosialisasi
Ahad , 04 May 2014, 21:52 WIB
Antara
Ketua Dewan pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kanan) didampingi Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi (kanan), Ketua Bappenas Partai Gerindra Muklas Sadikin (kedua kiri) dan Kepala Gerindra Media Center (GMC) Ariseno Ridhwan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi hampir dipastikan gagal melaju sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Perolehan suara Suhardi di daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta tak mencukupi untuk membawanya duduk di kursi parlemen.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro melihat kekalahan Suhardi sebagai fenomena yang unik. "Karena dia kan ketua umum. Mungkin kurang sosialisasinya," kata Siti di Jakarta, Ahad (4/5).
Siti menyebut, tidak terpilihnya Suhardi sebagai anggota DPR sangat mengejutkan. Dia menilai, kegagalan Suhardi itu sebagai bukti bahwa Gerindra sebenarnya berada di bawah kendali Prabowo Subianto. "Memang ketum itu seharusnya Prabowo. Saya kira Suhardi kurang pengenalannya kepada masyarakat," ujarnya.
Siti juga menyoroti kecenderungan pengelolaan Gerindra sangat militeristik. Meski Suhardi sebagai seorang akademisi, namun segala keputusan berada di tangan Prabowo.
Hanya saja, ia menyoroti pengelolaan partai berlambang burung garuda yang cenderung menerapkan gaya militer. "Salah besar Prabowo jika menerapkan parpol seperti militer. Seharusnya tidak boleh, karena akan disoroti oleh masyarakat. Justru ini menjadi pekerjaan rumah bagi Gerindra," katanya.
Sebagai ketua Dewan Pembina Gerindra, kata Siti, Prabowo jangan memposisikan diri seperti pihak yang berkuasa. "Karena kita negara demokrasi. Seharusnya Prabowo mendidik kader-kadernya untuk bisa menjadi pemimpin negara," katanya.
Redaktur |
: |
Fernan Rahadi |
Reporter |
: |
Erik Purnama Putra |