Ketua umum PPP Surya Dharma Ali menyampaikan orasi politik pada kampanye terakhir partai PPP di Tugu Proklamasi, Jakpus, Sabtu (5/4).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga saat ini, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum menentukan dengan pihak mana akan berkoalisi. Padahal, jadwal batas akhir partai politik (parpol) untuk mengajukan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), dalam Pemilu Presiden 2014 tanggal 18 Mei 2014.
Pascakonflik yang membuat PPP terbelah, semua elite dan petinggi PPP sepakat untuk menyelenggarakan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) pada 9 hingga 10 Mei 2014 di Bogor, Jawa Barat. Dalam forum Rapimnas itulah akan diputuskan dengan siapa atau pihak mana PPP akan berkoalisi.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Aunur Rofiq menyatakan, berbagai kemungkinan dapat saja terjadi dalam Rapimnas PPP nanti, termasuk menunda keputusan untuk berkoalisi. Jika memang belum ditemukan kata sepakat atau hasil musyawarah diantara para petinggi dan elite PPP, bisa saja keputusannya ditunda.
"PPP masih mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan untuk berkoalisi dengan pihak mana pun, terutama capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi), dan Partai gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto," tutur Aunur Rofiq saat diwawancarai RoL, Senin petang (5/5), di Jakarta.
Salah satu faktor yang sangat diperhitungkan oleh elite dan petinggi PPP, ujar Rofiq, ialah gerak-gerik, arah dan sinyal politik Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhyono (SBY). Sinyal politik itu menjadi sangat penting menjelang Rapimnas Pemilu Presiden 2014.
Pasalnya, papar Rofiq, Presiden SBY dianggap masih mampu mempertahankan basis massa dan loyalis utama Partai Demokrat, walaupun hampir 10 tahun menjadi Presiden RI. Berdasarkan hasil Quick Count, perolehan suara Partai Demokrat saat pemilu legislatif mencapai lebih dari 9,5 persen, bahkan mendekati 10 persen
Artinya, lanjut Rofiq, basis massa dan loyalis utama Partai Demokrat itu menilai kinerja pemerintahan Presiden SBY berjalan sukses dan berhasil melaksanakan janji-janji politiknya selama ini. Perolehan suara Partai Demokrat ini menjadi salah satu pertimbangan utama PPP dalam membentuk dan menentukan langkah koalisi parpol ke depan, menjelang pemilu Presiden 2014.
Apalagi, ujarnya, Partai Demokrat telah menentukan tanggal 15 Mei 2014 sebagai waktu pengumuman bakal capres pemenang konvensi dari Partai Demokrat. Sehingga gerak-gerik, sinyal dan sikap politik Partai Demokrat akan sangat diperhitungkan oleh elite dan petinggi parpol Islam berlambang Ka'bah ini.