Home >> >>
SBY Sebut Memilih Cawapres Juga Penting
Rabu , 07 May 2014, 12:20 WIB
Ari Bowo Sucipto/Antara
Presiden SBY usai berkampanye.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan proses untuk menentukan koalisi partai dan pemilihan sosok calon wakil presiden merupakan hal yang penting dan tidak bisa dilakukan secara gegabah.

"Wapres itu penting, saya memandang Wapres bukan ban serep, ketika saya bersama Jusuf Kalla, pak Jusuf Kalla saya kasih wewenang, peluang dan penugasan untuk aktif menjalankan roda pemerintahan," kata Yudhoyono dalam sebuah wawancara di situs Youtube yang dipantau Antara, Rabu.

SBY juga menambahkan, demikian juga dengan Pak Boediono, banyak yang dilakukan segaris dengan kebijakan saya, tentu keputusan akhir ada di presiden.

SBY mengatakan dalam pengalamannya, proses penentuan cawapres dilakukan dengan hati-hati, meminta pendapat sejumlah pihak dan tidak terkesan mengobral untuk banyak orang agar tidak ada yang merasa tersinggung.

"Saya tidak gegabah pilih cawapres, saya putuskan, saya tidak pernah obral, itu berdosa mempermainkan orang, setelah saya putuskan ya itu tidak berubah, bahkan saya meminta lembaga survei mana wakil saya, setelah ketemu hasilnya saya hubungi dan beliau berkenan baik Pak Jusuf Kalla dan Pak Boediono," katanya.

Demikian juga saat membentuk koalisi dengan partai politik yang lain, kata Yudhoyono, pihaknya menyampaikan platform dan visi yang kemudian bila partai lain menyetujui maka dipersilahkan bergabung dalam koalisi.

Menurutnya, koalisi harus diawali dengan niat baik untuk membangun kerja sama yang baik.

"Silahkan, kalau cocok ayo sama-sama kalau tidak cocok jangan bergabung dengan koalisi," katanya.

Dalam bagian lain wawancaranya, Yudhoyono juga mengatakan Partai Demokrat dalam menentukan koalisi maupun mengajukan calon presiden, masyarakat diminta bersabar menunggu beberapa pekan mendatang.

SBY mengatakan ada tantangan meski dukungan rakyat tinggi, suara Demokrat dalam pemilu tidak terlalu tinggi hanya sekitar 10 persen maka demokrat tidak bisa calonkan (sendiri).

"Tantangan kedua partai Demokrat sudah melakukan konvensi, dan manakala hasil survei nanti tidak ada peserta konvensi yang elektabilitas tinggi dan tidak bisa bersaing dengan capres papan atas, dan jika kami miliki calon yang baik, suatu saat Demokrat membangun koalisi dengan partai lain itu bisa," katanya.

Ditambahkannya, ada sejumlah opsi, bisa calonkan sendiri (melalui koalisi dengan partai lain), dukung calon lain dan nanti ada opsi lain, kita tunggu satu dua minggu mendatang.

Redaktur : Julkifli Marbun
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar