Home >> >>
Pendulum Peta Koalisi Ada di Tangan Demokrat
Senin , 12 May 2014, 19:02 WIB
Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan orasi politik saat rapat umum Partai Demokrat di Jakarta, Kamis (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono menilai, pendulum peta koalisi partai politik menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden ada di Partai Demokrat.

"Sejauh ini, peta koalisi kan masih pada berporos dua kekuatan, yakni Prabowo Subianto dan Joko Widodo sebagai bakal calon presiden. Parpol-parpol bergerak ke dua poros itu," katanya di Semarang, Senin (12/5).

Menurut pengajar FISIP Undip itu, Prabowo dengan mesin parpol Gerindra dan Jokowi dengan PDI Perjuangan memang menjadi kekuatan besar untuk menarik parpol-parpol lain untuk berkoalisi menghadapi Pilpres 2014.

Poros pertama, kata dia, PDI Perjuangan yang sudah pasti berkoalisi dengan Nasdem mengusung bakal capres Jokowi, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun sepertinya masuk ke dalam poros tersebut.

Poros kedua, kata dia, Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto yang akan didukung Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pun sudah menyatakan dukungan pada figur Prabowo.

Namun, kata dia, pemetaan "di atas kertas" kekuatan parpol berdasarkan perolehan suara di pemilu legislatif memungkinkan terjadinya tiga poros kekuatan koalisi parpol untuk bertarung dalam pilpres.

"Masih ada Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan beberapa parpol lain yang belum menentukan sikap. Demikian pula dengan Partai Demokrat yang sampai sekarang tampaknya masih tenang-tenang saja," katanya.

Teguh menjelaskan, Demokrat sebenarnya memegang pendulum politik yang memengaruhi peta koalisi parpol dan akan menentukan terciptanya dua atau tiga poros kekuatan dalam menghadapi pilpres mendatang.

"Perhitungan di atas kertas, bisa tercipta tiga poros koalisi pada Pilpres 2014. Tetapi, realitasnya bisa saja hanya ada dua poros. Tergantung sikap Demokrat apakah mau mendukung salah satu poros," katanya.

Jika Demokrat ingin menciptakan satu poros koalisi lagi, kata dia, masih terbuka peluang dengan Golkar dan satu parpol lagi untuk bisa mengusung bakal capres dan cawapres dalam Pilpres 2014. Akan tetapi, kata dia, jika Demokrat ternyata memutuskan mendukung salah satu dari dua poros yang sudah menguat, besar kemungkinan hanya ada dua poros yang maju, yakni poros Jokowi dan Prabowo.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar