Home >> >>
Kasus SDA Tak Pengaruhi Elektabilitas Prabowo
Jumat , 23 May 2014, 14:52 WIB
ANTARA FOTO/Andika Wahyu/pd/14.
Capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan pidato pada acara penyerahan dukungan PPP di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penetapan Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) sebagai tersangka kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai tidak akan memengaruhi elektabilitas pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa pada Pilpres 2014.

“Karena, di dalam pilpres, kita murni bicara masalah pribadi figur capres dan cawapres yang diusung. Bukan sosok dari partai pendukung pasangan tersebut,” ujar pengamat politik dari Indo Barometer, Muhammad Qodari, kepada ROL, Jumat (23/5).

Meskipun demikian, kata dia, kasus SDA bisa menyebabkan konsolidasi dan kinerja mesin politik PPP menjadi terganggu. Ini lantaran SDA memegang posisi paling sentral di partai berlambang Kabah itu, yakni sebagai ketua umum.

“Persoalan ini bisa membuat konsentrasi PPP dalam proses pemenangan pilpres jadi terpecah dan tidak optimal. Karenanya, hal ini harus segera diantisipasi oleh PPP sebagai salah satu motor bagi pasangan Prabowo-Hatta,” kata Qodari.

Qodari berpendapat, pimpinan PPP sudah semestinya berkumpul membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk penguatan kembali konsolidasi internal mereka. Di antara solusi yang mungkin saat ini menurutnya adalah dengan mengganti ketua umum parpol tersebut.

“Namun, opsi paling netralnya adalah jika SDA sendiri yang mengundurkan diri dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada tokoh lain di PPP,” tuturnya.

KPK menetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penyelenggaraan haji, Kamis (22/5) kemarin.“Sudah naik penyidikan dengan SDA (Suryadharma Ali) dan kawan-kawan sebagai tersangka,” kata Wakil Ketua KPK Busyro Muqqodas dalam pesan singkat kepada wartawan.

Redaktur : Esthi Maharani
Reporter : Ahmad Islamy Jami
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar