REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak agar para kandidat capres-cawapres dan para pendukungnya untuk berkampanye secara tertib. Sebab, Indonesia sedang dalam tahap pematangan demokrasi. Pilpres tahun ini menjadi bagian penting menuju pematangan demokrasi di tanah air.
Karena itu, ia meminta agar proses dalam pilpres tidak dinodai dengan tata cara kampanye yang menabrak etika dan batas kepatutan.
"Cara-cara berkampanye yang tidak baik, tidak tertib dan menabrak etika dan batas-batas kepatutan mesti dapat dicegah, karena tidak sejalan dengan kehendak kita untuk menghadirkan politik dan demokrasi yang makin maju dan berkeadaban," katanya saat memperingati Isra Mir'aj di istana kepresidenan, Bogor, Jawa Barat pada Rabu malam (28/5).
Ia menginginkan agar demokrasi yang dibangun adalah demokrasi yang menjunjung tinggi amanah dan akhlaqul karimah. Demokrasi yang membawa manfaat, demokrasi yang santun, demokrasi yang tertib, dan demokrasi yang mencerdaskan.
"Apa yang akan dilakukan oleh bangsa ini dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden mendatang akan menjadi bagian penting dalam pematangan dan peningkatan kualitas demokrasi kita," katanya.
Menurutnya, pemimpin bangsa boleh berganti, tetapi upaya untuk membangun dan memajukan bangsa tidak boleh terhenti dan dilakukan secara berkesinambungan. Karena itu, prosesnya pun harus dijaga agar berlangsung dengan baik pula.