m Massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Merdeka (ARM) melakukan aksi dukung Jokowi-Jusuf Kalla di Bundaran HI, Jakarta, Rabu (28/5). (Republika/Agung Supriyanto)
REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA -- Calon presiden PDIP-Nasdem-PKB-Hanura-PKPI, Joko Widodo (Jokowi) membantah pernyataan sejumlah elite Demokrat yang menyebut dirinya tidak pernah mengajak Demokrat bekerjasama politik. Jokowi justru mempertanyakan siapa pihak Demokrat yang melontarkan pernyataannya.
"Siapa yang bilang begitu, siapa?," tanya Jokowi kepada wartawan usai acara deklarasi dukungan Jaringan Pelajar Nahdliyin kepada Jokowi-JK di bilangan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (28/5) malam.
Jokowi mengungkapkan dirinya maupun elite PDIP sudah pernah mengajak Demokrat bekerjasama. Pertemuan terbuka maupun tertutup dilakukan dua pihak guna menjajaki kemungkinan koalisi. "Ada dong. Ada pertemuan terbuka. Ada pertemuan tertutup. Ada yang bisa saya buka. Ada yang tetap saya tutup," kata Jokowi.
Penjajakan kerjasama PDIP dan Demokrat melibatkan masing-masing petinggi partai. Dari pihak PDIP ada Jokowi, Puan Maharani, dan Tjahjo Kumolo. Sedangkan dari Demokrat, kadang pertemuan diwakili oleh petinggi partai dan bahkan SBY. Jokowi beralasan tidak mau membuka pertemuan-pertemuan ini karena bagian dari strategi. "Apakah saya harus bercerita saya bertemu dengan siapa. Sudah bertemu. Sudah. Semua ketua partai dewan pembina semua sudah bertemu. Masa mau dibukain semua. Ini masalah strategi kok," ujarnya.
Pada bagian lain Jokowi mengaku belum menerima undangan dari Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk memaparkan visi dan misi di hadapan kader Demokrat pada 1 Juni 2014. Jokowi belum bisa memastikan apakah akan hadir memenuhi undangan SBY atau tidak. "Gak tahu. Lha saya lihat undangannya juga belum. Bagaimana saya bisa jawab," kata Jokowi.