REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Polresta Bekasi Kota, Jawa Barat, mempersiapkan empat lapis pengamanan guna mengantisipasi agar Pemilu Presiden 2014 yang diikuti dua pasang capres-cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, tidak terjadi kerusuhan.
"Kami persiapkan empat lapis pengamanan yang terdiri dari sejumlah kelompok satuan kepolisian," ujar Kapolresta Bekasi Kota Kombespol Priyo Widiyanto dalam simulasi penanganan kerusuhan pilpres di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kamis.
Pantauan Antara di lokasi simulasi melaporkan, puluhan demonstran yang merasa tidak puas dengan hasil pemilu itu mencoba menerobos barikade kepolisian tepat di depan pusat perbelanjaan Mega Bekasi Hyper Mal.
Polisi lalu menerjunkan lapis pertamanya berupa kelompok negosiator yang seluruhnya merupakan kelompok polwan yang mencoba mencairkan suasana dan mengintensifkan komunikasi dengan perwakilan massa.
Namun, negosiasi tersebut gagal karena massa semakin beringas dan mulai melempar sejumlah benda ke arah kerumunan polisi dan petugas pemilu.
"Apabila tahap negosiasi tidak berhasil, barulah dikerahkan lapis kedua, yaitu kelompok pengendalian massa (dalmas) awal," kata Priyo.
Kelompok ini bertugas untuk membentuk barikade pertahanan sebanyak tiga baris untuk menghadang laju demontsran menuju objek vital.
"Saat kelompok pertama Dalmas gagal, maka kita kerahkan kelompok Dalmas akhir. Kelompok inilah yang bertugas membuat formasi barikade dengan mengendarai motor-motor trail," katanya.
Motor-motor tersebut akan digunakan aparat untuk memecah kerumunan massa.
Terakhir, apabila ketiga kelompok tersebut tidak bisa mengurai massa, maka jajaran Brimop akan turun tangan menghalau massa dengan persenjataan lengkap.
"Simulasi ini juga sebagai upaya mencegah aksi massa masuk ke jalan tol untuk tujuan ke Jakarta karena tidak menerima hasil pilpres yang telah dilaksanakan," katanya.
Menurut dia, kekuatan anggota kepolisian yang dikerahkan dalam simulasi itu sekitar 350 orang ditambah perwakilan dari kepolisian sektor.