REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono memberikan kritik terhadap perencana simulasi pengamanan pilpres 9 April 2014. Ia menilai, skenarionya tidak sungguh-sungguh .
"Anggota telah melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan baik. Yang saya koreksi disini adalah perencanaannya yang terdiri dari kepala biro operasional dan para perwira di Polresta," katanya usai menyaksikan simulasi Pilpres di Pekanbaru, Kamis (29/5).
Ia mengatakan, simulasi pada saat pengamanan pileg 2014 lebih bagus. Sebab pasukan pengamanan keluar dari pelataran parkir gedung KPU Riau. Bukan dari Polda Riau yang lokasinya saling berdekatan.
"Dulu sewaktu pileg, keluarnya dari Polda. Jadi, keliatan jelas dinamika pergerakan yang dilakukan aparat. Tadi dari KPU, ada tim anarkis yang nekuk-nekuk sendiri dan bergabung dengan yang lain," sindirnya.
Menurutnya, kesalahan ini hanya dilakukan perencana. Bukan murni dilakukan para anggota Polri dan TNI. Kalau anggota yang melaksanakan pengamanan, pasti siap dengan menekankan kekuatan pemukul harus keluar dari markas Polda Riau.
"Pemukul harus keluar dari Mapolda, Titik! Nggak ada ngarang-ngarang keluar dari tempat lain," serunya.
Hal yang juga dikoreksi adalah turunnya pasukan dari helikopter untuk melakukan evakuasi terhadap para komisioner KPU. Karena helikopter tersebut mendarat tepat di tengah-tengah demonstran dan polisi.
"Kita harus mengedepankan keselamatan, tadi terus terang saya was-was. Sangat dekat sekali heli turun di atas para pelaku unjuk rasa, itu agak riskan. Harusnya, turun di belakang anggota yang mengamankan," ujarnya.
Koreksi terakhirnya, apa pun yang terjadi kalau sudah ada aksi pembakaran, api harus duluan dipadamkan. Tidak ada negosiasi, baik di tengah asap dan apa pun ceritanya.
"Kemudian pemadam harus dimobilisasi dan dilindungi oleh pasukan menaklukkan api. Kalau tidak ada pelajarannya, belajar dari diri sendiri. Tadi, dibiarkan saja kobaran api," jelasnya.
Dia menyimpulkan, perencana perlu latihan lagi karena kelihatan skenarionya tidak sungguh-sungguh. "Saya menekankan lagi, agar perencana benar-benar merenung tentang bagaimana bayangan kejadian sesungguhnya," tegas dia.
Kepala Bidang Humas Polda Riau AKBP Guntur Arya Tejo mengatakan, simulasi yang dilakukan kali ini melibatkan lebih dari 1.200 personel yang terdiri pasukan TNI dan Polisi. "Tadi simulasi pengamanan pilpres melibatkan lebih dari 1.200 anggota," katanya.