REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Marwah Daud Ibrahim mengimbau seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dan bersama-sama membangun bangsa ini menjadi negara maju.
"Indonesia adalah negara besar baik dari jumlah penduduk maupun luas geografis wilayah negaranya," kata Marwah Daud Ibrahim pada diskusi "Perempuan Memantau Visi dan Misi Capres-Cawapres" di Cikini Jakarta, Minggu.
Menurut Marwah jumlah penduduk Indonesia nomor tiga di dunia setelah Tiongkok dan India, sedangkan wilayah geografis Indonesia luasnya setara dengan Amerika Serikat yang memiliki 50 negara bagian.
Indonesia, kata dia, juga kaya sumber daya alam, baik pertambangan, hasil laut, maupun bumi, tetapi ironisnya masih banyak rakyat Indonesia yang belum menikmati hasil dari kekayaan alam bangsa Indonesia.
"Padahal, dalam konstitusi mengamanahkan bahwa kekayaan alam Indonesia dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat," katanya.
Politikus Partai Golkar ini menegaskan bahwa Indonesia memiliki beraneka-ragam kekayaan alam. Namun, kenyataannya hanya sebagai penghasil bahan baku dan pemilih lahan, sedangkan hasilnya diolah menjadi produk-produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi oleh bangsa lain.
Bangsa Indonesia hanya menghasilkan bahan baku, tetapi tidak melakukan pengolahan untuk menikkan nilai tambah. Hal ini, menurut dia, terjadi karena kelemahan bangsa Indonesia tidak pernah memiliki visi dan misi yang sama untuk membangun bangsa.
"Bangsa Indonesia tidak pernah memiliki komitmen yang sama untuk memajukan negara dan menyejahterakan rakyat sehingga selalu dimanfaatkan oleh bangsa asing," katanya.
Menurut Marwah, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 merupakan momentum untuk menyamakan visi dan misi serta komitmen dan tekad guna membangun bangsa dan negara.
Jika seluruh elemen bangsa Indonesia bersatu dan memiliki komitmen yang sama untuk membangun bangsa dan negara, dia meyakini akan mampu.
"Bangsa Indonesia sesungguhnya sudah membuktikan mampu memproduksi mobil, bahkan pesawat terbang," katanya.
Namun, ironisnya Indonesia yang merupakan negara agraris, menurut dia, banyak bahan pangan yang harus diimpor dari negara lain.
Dia berharap presiden terpilih mendatang mampu membalikkan kondisi ini dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri.