Jokowi Lontarkan Ajakan Memilih di KPU
Ahad , 01 Jun 2014, 18:34 WIB
ANTARA FOTO/Reno Esnir/ed/nz/14.
Sejumlah relawan pendukung pasangan Capres dan Cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla melakukan yel-yel ketika berlangsungnya Tahap Pengambilan Nomor Urut Bagi Capres-Cawapres di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (1/6).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden Joko Widodo menceploskan atau melontarkan ajakan memilih ketika menyampaikan sambutannya usai penetapan nomor urut peserta Pilpres di Gedung Komisi Pemilihan Umum Pusat Jakarta, Ahad (1/6), padahal masa kampanye belum dimulai.
"Nomor dua adalah simbol keseimbangan. Semuanya harmonis dalam sebuah keseimbangan dan untuk menuju kepada Indonesia yang harmonis yang penuh keseimbangan. Pilihlah nomor dua," kata pria yang akrab disapa Jokowi itu.
Pernyataan Jokowi yang mengajak masyarakat memilih dia merupakan salah satu aspek kampanye yang seharusnya belum boleh dilakukan oleh peserta Pilpres. Masa kampanye Pilpres baru resmi dimulai pada Rabu (4/6) hingga tiga hari sebelum masa tenang menjelang pemungutan, yaitu 5 Juli mendatang.
Komisioner KPU Pusat Hadar Nafis Gumay kemudian memperingatkan kedua pasangan calon untuk menahan diri dalam berkampanye hingga masa tahapan kampanye itu resmi diberlakukan.
"Jangan melakukan kampanye terlebih dahulu, tunggulah sampai tanggal 4 Juni. Itu kan tidak lama lagi," kata Hadar.
Terkait pernyataan Jokowi itu, dia mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) untuk menindaklanjuti sebagai bentuk pelanggaran karena berkampanye di luar jadwal.
"Sekarang kita tanya diri kita masing-masing, apa maksud menyampaikan (ajakan memilih) nomor urut kalau tidak untuk mendapatkan dukungan dan simpati," jelasnya.
Oleh karena itu, KPU berharap semua tim pemenangan pasangan calon peserta Pilpres untuk saling menahan diri tidak melakukan kampanye sampai dengan jadwal yang ditentukan.
"KPU ingin mereka menahan diri untuk tidak melakukan kampanye. 'Stop' dululah, mari kita sama-sama mematuhi peraturan. Itu juga untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat," ujarnya.
[removed][removed]
Redaktur |
: |
Fernan Rahadi |
Sumber |
: |
Antara |