REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Ketua Umum Forum Guru Independen Indonesia (FGII) Gino Vanollie dan Ketua Pimpinan Ansor Kecamatan Bumiagung Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung Hasyim Asyari mengapresiasi, program Revolusi Mental yang diusung capres Joko Widodo yang dapat menciptakan sumber daya manusia unggul.
"Revolusi mental yang digulirkan pasangan nomor urut 2 Jokowi - JK sungguh suatu pencerahan dan sangat strategis serta fundamental," kata Gino Vanollie, di Bandarlampung, Senin (2/6).
Dia mengatakan, Revolusi Mental dengan mengedepankan pembangunan SDM sejak usia dini, sekolah dasar untuk menciptakan SDM unggul berdaya saing global yang berujung pada produktivitas dan kesejahteraan, kata Gino.
Dia menilai Revolusi Mental itu merupakan program yang sangat tepat, substansial dan luar biasa. "Revolusi Mental saya pikir merupakan program yang tepat menuju Indonesia Hebat," ujar Gino yang juga Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Waykanan dan dikenal pula sebagai aktivis guru.
Pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK di sektor pendidikan menekankan pada Revolusi Mental untuk memperbaiki kondisi moral dan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Menurut Hasyim Asyari, Revolusi Mental akan efektif bila diawali dari jenjang sekolah atau pendidikan formal, terutama pendidikan dasar. Sehingga, siswa SD seharusnya mendapatkan materi tentang pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti.
Adapun, pendidikan etika mencapai sekitar 80 persen, sisanya atau 20 persen saja untuk porsi ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Saya setuju karena hal itu lebih efektif, ini mengingat pendidikan dasar sangat mempengaruhi perkembangan jiwa dan pemikiran siswa," ujar Hasyim
Ketua PAC Rijalur Ansor Bumiagung Waykanan Asyari itu meyakini, pelaksanaan program tersebut dapat memperbaiki moralitas anak bangsa sehingga menjadi lebih baik.
"Sangat mungkin juga Revolusi Mental dijalankan di beberapa wilayah di Indonesia karena berasaskan Pancasila yang sudah menjawab berbagai perbedaan dan kondisi keanekaragaman di Indonesia," kata Hasyim.