Relawan Capres-Cawapres Jokowi-JK menari usai mengetahui nomer urut di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta,Ahad (1/6).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo-Jusuf Kalla hingga saat ini telah menghabiskan Rp 42 miliar untuk belanja iklan. Dana tersebut berasal dari kantong Jokowi-JK serta sumbangan partai politik pengusung.
"Untuk belanja iklan Jokowi-JK sudah keluarkan Rp 42 miliar. Untuk pasang iklan di televisi termasuk di Media Group," kata Ketua Tim Bendahara Kampanye Nasional Jokowi-JK, Didit Mehta Paryadi, di kantor KPU, Jakarta, Selasa (3/6).
Dana tersebut, menurut Didit, sekaligus merupakan penerimaan dana kampanye periode pertama yang berasal dari Jokowi dan JK secara pribadi. Serta dari parpol yang tergabung dalam koalisi pendukung pasangan tersebut. Yakni PDIP, Partai Nasdem, PKB, dan Partai Hanura.
Meski Media Group dimiliki ketua umum Nasdem, Didit memastikan tidak ada potongan biaya pemasangan iklan. Semua iklan dipasang sesuai dengan tarif bisnis yang berlaku di semua media penyiaran di Indonesia saat ini.
"Media Group tidak menggratiskan, karena memang kan ada aturannya dalam UU Pilpres," jelasnya.
Sementara, total penerimaan dana kampanye periode pertama pasangan Jokowi-JK hingga 3 Juni 2014 tercatat hingga Rp 44,9 miliar.
"Rinciannya Rp 42 miliar dari sumbangan Jokowi-JK dan sumbangan gabungan parpol pendukung. Sisanya Rp 2,9 miliar berasal dari donasi masyarakat, sehingga totalnya Rp 44,9 miliar," kata Didit.
Menurutnya, angka tersebut, bisa saja saat ini terus bertambah. Lantaran merupakan donasi yang dilaporkan ke KPU per pukul 10.00 WIB siang ini.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK Akbar Faizal menambahkan, donasi masyarakat yang mencapai Rp 2,9 miliar diterima pada tiga rekening bank. Rinciannya, rekening BRI sebesar Rp 2.179.362.034, BCA Rp 627.980.748, dan Bank Mandiri sebesar Rp 190.609.955.
"Ketiga-tiganya atas nama Jokowi Jusuf Kalla dengan total Rp 2.997.925.737. Donasi hanya diterima di tiga rekening tersebut, tidak ada rekening-rekening lain di luar itu," jelas Akbar.