REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Umat Islam harus mewaspadai kebangkitan neo-Komunisme dalam tim sukses calon presiden (capres). Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) Alfian Tanjung menyatakan, terdapat dugaan unsur neo-Komunisme yang telah menyusup ke berbagai partai dan ormas. Bahkan, hal itu juga terjadi dalam tim sukses capres.
Alfian menyatakan hal itu dalam Diskusi “Meneropong Ide Komunisme dalam Visi-Misi Kepemimpinan Nasional” di Pusat Studi Jepang (PSJ) Kampus UI Depok. Acara ini diselenggarakan oleh Forum Alumni PMII UI dan Forum Silaturahmi Santri (Forsis) pada Jumat (30/5).
"Terdapat salah seorang anggota DPR keturunan PKI yang sempat ditawari RRC untuk membangkitkan kembali PKI di Indonesia," tutur Alfian seperti dikutip dalam press release yang diterima Republika, Senin (2/6) siang.
Namun, ujar Alfian, selama NU dan Muhammadiyah tetap mengakar di masyarakat, maka sisa-sisa PKI sulit untuk bangkit kembali.
Pembicara lainnya yang merupakan pakar sejarah, Hermawan Sulistyo menyatakan, dalam peristiwa konflik horisontal pasca-G30S/PKI, tidak hanya anggota dan simpatisan PKI yang menjadi korban. Kalangan lainnya seperti jamaah pesantren (NU) dan anggota PNI, menurut Hermawan, juga menjadi korban.
Jadi, sikap yang harus diambil warga bangsa adalah memaafkan peristiwa pahit itu, namun tidak melupakan fakta sejarahnya.