Home >> >>
Kubu Jokowi Disarankan Tak Terjebak Polemik Pidato
Rabu , 04 Jun 2014, 14:59 WIB
Calon presiden, Prabowo Subianto dan Joko Widodo menandatangani prasasti deklarasi kampanye damai Pilpres 2014 di Jakarta, Selasa (3/6). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menyarankan agar kubu Capres Joko Widodo tidak terjebak pada polemik pidato capres pada saat 'Deklarasi Damai Pasangan Capres-Cawapres'.

Menurutnya, Jokowi harus tetap dengan kekhasannya yang memang bukan orator, tetapi pekerja. "Kalau nanti mendadak jadi pintar pidato dan bagus, justru tidak Jokowi lagi yang selama ini dilihat publik dengan figur pemimpin yang lugu dan tampil dengan bicara apa adanya," kata Hamdi, Rabu (4/6).

Hamdi meyakinkan bahwa saat ini masyarakat sudah cerdas dalam melihat calon pemimpinnya. Masyarakat akan melihat calon pemimpin yang akan dipilih dari semua sudut. "Bagaiamna kepribadiannya, keluarganya, yang tidak ada kontroversi di masa lalu, dan apa yang sudah dikerjakan. Jadi tidak hanya yang pintar pidato," jelasnya.

Terlalu genit, kata Hamdi, kalau membahas pidato berjam jam. "Kalau soal kepintaran berpidato, yang sekarang juga jago, tetapi minim aplikasi," kata Hamdi.

Pidato Prabowo maupun Jokowi dalam acara itu dinilai sama-sama normatif, dan tidak merefleksikan apa-apa. Prabowo dalam pidatonya memberikan intro soal pemilu sebagai ujung demokrasi, dan bagaimana demokrasi tetap menghadirkan kesejukan, lalu  ditutup dengan sikap siap menerima apapun hasilnya.

Demikian juga pidato Jokowi yang menekankan agar demokrasi ini menghadirkan kegembiraan, bukan intimidasi dan ketakutan. Sama seperti Prabowo, Jokowi juga menutup dengan sikap siap menghormati dan menerima kehendak rakyat. Jadi, lanjutnya, jangan menghabiskan energi untuk mengomentari.

Redaktur : Joko Sadewo
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar